Tag
jurnal improvement, mpfipunj, Nourcinta Alifia, perpustakaan sekolah, smkn 1 jakarta, Suryadi, wukir ragil
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMK NEGERI 1 JAKARTA
Nourcinta Alifia, Wukir Ragil* Suryadi*
*Dosen Pembimbing
Manajemen Pendidikan FIP UNJ
ABSTRACT
This research aims to determine how the SMK 1 Jakarta undertake the management of the school library possessed .This research was conducted from January to June 2015. The approach used is a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques used were interviews, observation, and study documentations. A source of data from this research comes from key informants that the head librarian and several informants supporters that read library service staff, library staff technical services, subject teachers and students of class XI.
These results indicate that a school library in terms of planning of library materials is done at the beginning of the school year. Processing of library materials is done with the system DDC (Dewey Decimal Classification) and labeling the color label on each book. Maintenance of library materials is done by cleaning shelves and ruangaan. Depreciation of library materials occurs when there are natural disasters, changes in curricula and textbooks laid diruang department practice. The development of library work program carried out by providing a good service and complete. Services available are reading books or e-books, borrowing books, free Internet service (wifi) and learning activities are carried out diruang library
Keywords: Management, School Library, School Library Management
Pendahuluan
Pemanfaatan layanan perpustakaan bertujuan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar sebagai penunjang sarana belajar dan media belajar. Namun kenyataannya perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar siswa disekolah saat ini belum di organisasikan dengan baik. Hal ini terjadi karena masih kurangnya struktur organisasi perpustakaan, tidak cukup lengkap atau tidak banyak bahan bacaan yang ada dalam perpustakaan sehingga kurang berkembangnya program kerja perpustakaan sekolah dan banyak bahan pustaka yang tidak terawat. Selain itu, masih banyak guru yang memahami cara pengelolaan perpustakaan yang baik dan belum adanya staf ahli perpustakaan atau seorang pustakawan untuk mengelola perpustakaan sekolah itu sendiri.
Hal ini diperkuat oleh adanya hasil penelitian mahasiswa Universitas Indonesia yang meneliti manajemen perpustakaan di 3 sekolah dasar di wilayah Jakarta Utara dan penelitian mahasiswa Universitas Sebelas Maret Solo yang meneliti pengelolaan perpustakaan di salah satu SMA di Solo. Hasil penelitian keduanya menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah belum dilaksanakan dengan baik karena belum maksimalnya pelaksanaan fungsi manajemen di setiap perpustakaan. Selain itu, kurangnya sumber daya manusia yang ada di perpustakaan sekolah. Sehingga terhambatnya proses pengelolaan perpustakaan.
Dari penjelasan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang bagaimana Manajamen Perpustakaan Sekolah di SMK Negeri 1 Jakarta.
Fokus penelitian yang dikaji adalah Manajemen Perpustakaan Sekolah di SMK Negeri 1 Jakarta. Ada pun sub fokus dalam penelitian ini adalah perencanaan bahan pustaka,pengolahan bahan pustaka, perawatan bahan pustaka, dan penyusutan bahan pustaka perpustakaan yang ada di SMK Negeri 1 Jakarta .
Kajian Teori
Menurut Samsudin yang dikutip oleh Rohman dan Amri (2012:2), kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management, yang dikembangkan dari kata to manage, yang berarti mengatur atau mengelola. Kata manage berasal dari bahasa Italia, maneggio, yang diadopsi dari bahasa Latin, managiare. Menurut Stoner yang sebagaimana dikutip oleh Prastowo (2012:19), adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan para anggota dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berbeda dengan pendapat Hersey dan Blanchard yang dikutip oleh Siswanto (2005:2), menurut mereka manajemen adalah “as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals”.
Menurut Lee yang dikutip oleh Rohman dan Amri (2012:2), manajemen adalah ilmu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, serta mengevaluasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Arum (2007:7), manajemen adalah serangkaian kegiatan yang ditata, dirancang, dikelola untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Menurut Millet yang dikutip oleh Siswanto (2005:1), manajemen ialah “is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal”. Terry menyampaikan pendapatnya yang dikutip oleh Rohman dan Amri (2012:11), Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives”
Rohiat yang dikutip oleh Prastowo (2012:25) mengungkapkan bahwa tujuan manajemen adalah untuk mencapai misi yang diemban, yaitu menyelesaikan tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Terry yang sebagaimana dikutip oleh Prastowo (2012:32) tentang fungsi manajamen ia menyatakan bahwa fungsi manajamen yaitu planning, organizing, actuating dan controlling (POAC). Menurut Usman yang dikutip oleh Prastowo (2012:32), perencanaan adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki, serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaanya. Pengorganisasian menurut Herujito yang dikutip oleh Prastowo (2012:32) pula diartikan sebagai proses penyesuaian struktur organisasi dengan tujuan, sumber daya dan lingkungannya.
Menurut Basuki yang sebagaimana dikutip oleh Suwarno (2010:31), istilah ini berasal dari kata librer atau libri,yang artinya buku. Dari kata latin tersebut,terbentuklah istilah librarus ,tentang buku. Sementara itu, dalam bahasa asing lainnya,perpustakaan disebut bibliotheca (Belanda). Kata tersebut berasal dari Bahasa Yunani, biblia,yang artinya tentang buku,kitab. Perpustakaan menurut RRU RI yang dikutip oleh Noverina (2008:4) adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Menurut Bafadal (2006:3), perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Menurut Supriyadi yang dikutip oleh Bafadal (2006:3), perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan disekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan. Menurut Yuliandi (2011:7) menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah adalah semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak,Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Basuki yang dikutip oleh Suwarno (2010:31), perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung , ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya. Good yang dikutip oleh Prastowo (2012:44) mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah adalah koleksi yang diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru. Menurut Dian Sinaga yang dikutip oleh Prastowo (2012:44), perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya.
Menurut Yusuf dan Suhendar yang dikutip oleh Prastowo mengungkapkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan murid. Menurut Bafadal (2006:6) menjelaskan terdapat 5 fungsi perpustakaan sekolah yaitu fungsi edukatif, fungsi informatif, fungsi tanggung jawab administratif, fungsi riset dan fungsi rekreatif.
Menurut Bryson yang dikutip oleh Prastowo (2012:24), mengungkapkan bahwa manajemen perpustakaan adalah upaya pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian. Menurut Prastowo (2012:25), dapat dipahami bahwa manajemen perpustakaan adalah suatu usaha untuk mengelola segala sumber daya perpustakaan (baik sumber daya manusia maupun sumber daya yang lain) melalui proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan perpustakaan secara efektif dan efisien. Menurut Prastowo (2012:84-397) penyelenggaraan manajemen perpustakaan sekolah professional mempunyai tahapan sebagai berikut: Mengenal kelembagaan perpustakaan sekolah, pengelolaan koleksi perpustakaan, klasifikasi dan katalogisasi, menciptakan pelayanan perpustakaan sekolah yang prima, memahami karakteristik pemakai perpustakaan, pengelolaan sarana dan prasarana perpustakaan,pengelolaan SDM perpustakaan,strategi pembinaan dan pengembangan minat baca dan trategi pengembangan perpustakaan sekolah di era global. Menurut Bafadal (2006:25-189) pengelolaan perpustakaan sekolah memiliki tahapan sebagai berikut: pengadaan bahan pustaka, klasifikasi, katalogisasi, pengaturan dan pemeliharaan buku-buku, pelayanan pembaca, ruang dan perlengkapan perpustakaan,petugas perpustakaan, pembinaan dan pengembangan minat baca. Menurut Yuliandi (2011:37-141) pedoman pengelolaan perpustakaan sekolah ialah sebagai berikut: pengolahan bahan pustaka,layanan perpustakaan sekolah,program dan kegiatan perpustakaan, perawatan dan penyusutan koleksi dan pelaporan.
Metodologi Penelitian
Penelitian mengenai “Manajemen Perpustakaan Sekolah di SMK Negeri 1 Jakarta” ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif sebagai landasan utama dalam penelitian. Kegiatan ini dilakukan adalah untuk mendapatkan data deskriptif dan informasi mengenai Manajemen Perpustakaan Sekolah di SMK Negeri 1 Jakarta yaitu dengan cara interaksi terus menerus dengan responden yang berkompeten.
Penelitian ini dilakukan SMK Negeri 1 Jakarta yang terletak di wilayah Jakarta Pusat tepatnya di Jalan Budi Utomo No.7, Sawah Besar. Penelitian dilaksanakan secara bertahap mulai dari proses grand tour observation, pembuatan proposal penelitian dan surat yang dilakukan pada bulan Januari-Maret 2015. Sedangkan tahap penelitian berlangsung selama 3 (tiga) bulan, yaitu pada bulan April-Juni 2015.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peran serta hasil wawancara secara mendalam, studi dokumentasi, hasil pemotretan serta hasil rekaman wawancara. Narasumber dalam wawancara penelitian ini adalah kepala perpustakaan sekolah selaku key informan, serta beberapa informan pendukung yaitu staf layanan baca perpustakaan, staf layanan teknis perpustakaan, guru dan siswa SMK Negeri 1 Jakarta.
Hasil dan Pembahasan
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Jakarta adalah sekolah teknik yang tergolong paling tua diantara sekolah teknik yang ada di Jakarta. Sekolah ini didirikan pada tahun 1906 oleh Belanda dengan nama “KONING KLIKE WILHELMINA SCHOOL” yang disingkat KWS. KWS tersebut didirikan belanda dengan tujuan mendidik siswa-siswa Belanda dan siswi pribumi pilihan yang dipersiapkan sebagai tenaga teknik dalam rangka membangun negara Hindia Belanda. Sejak tahun 2014 SMK Negeri 1 Jakarta dipimpin oleh Dra. Hj. A. Eryatun Koswara, M.Pd. Tenaga pendidik yang ada di SMK Negeri 1 Jakarta yaitu 85 pendidik, yang terdiri dari 52 pendidik PNS dan 33 pendidik non PNS. Sedangkan jumlah siswa yang ada yaitu sebanyak 850 siswa dengan rincian yaitu jumlah siswa kelas X sebanyak 318 siswa, kelas XI sebanyak 271 siswa dan kelas XII sebanyak 261 siswa. Siswa terbagi menjadi 6 kompetensi keahlian. Kompetensi keahlian yang ada yaitu, Teknik Gambar Bangunan, Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Konstruksi Batu dan Beton. Hampir semua kompetensi keahlian berakreditasi A, hanya Teknik Konstruksi Batu dan Beton yang belum terakreditasi karena merupakan kompetensi keahlian yang baru didirikan tahun 2014. SMK Negeri 1 Jakarta memiliki sarana dan prasarana cukup lengkap. Terdapat 28 ruang kelas, 6 ruang laboratorium, 6 ruang praktek, 1 ruang perpustakaan, 21 ruang penunjang serta lahan tanpa bangunan seperti taman,lapangan dan parkir. Dalam menjalankan kegiatan praktek kerja ,SMK Negeri 1 Jakarta telah bekerjasama dengan kurang lebih 86 perusahaan dengan berbagai kompetensi keahlian yang dimiliki. Kurikulum yang digunakan oleh SMK Negeri 1 Jakarta ialah kurikulum terbaru,yaitu kurikulum 2013.
Motto SMK Negeri 1 Jakarta adalah The First To Do The Best. Adapun visi SMK Negeri 1 Jakarta sebagai lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang Profesional dan Mandiri dalam mewujudkan lulusan yang kompeten, berdedikasi, kasih sayang, peduli dan berakhlak mulia. Misi SMK Negeri 1 Jakarta adalah sebagai berikut: menerapkan keterbukaan, kemitraan dan pelayanan prima, mengembangkan keunggulan ketrampilan dan ketelitian dengan mengutamakan kedisiplinan dan kejujuran yang dilandasi oleh jiwa dan semangat keimanan, kreativitas, kekeluargaan dan kepedulian serta kasih sayang terhadap sesama dan lingkungan, membangun dan membina jaringan kerjasama dengan dunia usaha dan industri serta masyarakat luas dalam mengembangkan standar lulusan. Tujuan yang dimiliki SMK Negeri 1 Jakarta ialah membekali tamatan dengan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap profesional agar mampu berkompetisi di pasar tenaga kerja nasional maupun internasional, menghasilkan kerja sama dengan dunia usaha dan industri yang bertaraf nasional dan internasional, menghasilkan tamatan yang mampu berwirausaha dan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi dan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan memiliki sertifikasi profesi keahlian.
Perpustakaan yang ada di SMK Negeri 1 Jakarta ,awalnya dikelola dengan amat sederhana namun tertata rapi. Kemudian pada tahun 2000 perpustakaan ini sudah mulai dikelola dengan menggunakan DDC (Dewey Decimal Classification) sampai sekarang. Dengan adanya bantuan dari Dinas Pendidikan sejak Juli 2012, perpustakaan ini sudah menggunakan perpustakaan digital dengan 40 komputer untuk pemustaka dan 2 komputer server untuk pengelola. Visi perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta ialah “Menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar dan informasi yang nyaman untuk menghasilkan tamatan yang berakhlak mulia, professional, dan memiliki jiwa kewirausahaan”. Untuk mewujudkan berjalannya visi tersebut, perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta memiliki misi. Misi tersebut, yaitu: melaksanakan pengelolaan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan, melaksanakan pengembangan koleksi perpustakaan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan semua pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,melaksanakan pengembangan koleksi digital, melaksanakan layanan prima melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan yang berorientasi bagi kepentingan pemustaka, melaksanakan pengembangan kompetensi dan profesionalitas tenaga teknis perpustakaan yang menguasai ilmu perpustakaan, teknologi informasi dan komunikasi, melaksanakan kerja sama antarperpustakaan atau lembaga lain yang terkait untuk kepentingan pemustaka dan melakukan promosi gemar membaca pada warga SMK Negeri 1 Jakarta.
Tenaga pengelola perpustakaan yang dimiliki oleh perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta terdiri dari satu orang kepala perpustakaan yang sudah memiliki beberapa sertifikat pelatihan sebagai pustakawan yaitu Ibu Dra. Sunariah dan dibantu dengan dua orang pustakawan yaitu Ibu Hindun yang menangani hal teknis perpustakaan seperti pembukuan buku induk perpustakaan sekolah dan Bapak M. Agus Fadillah sebagai petugas layanan pembaca, seperti menangani layanan pinjam meminjam buku, teknisi IT untuk komputer perpustakaan dan pengolahan bahan pustaka harian. Layanan perpustakaan yang dimiliki adalah sebagai berikut: membaca buku di dalam ruang perpustakaan, pengembalian dan peminjaman koleksi bahan pustaka yang dilakukan oleh pengunjung yang sudah menjadi anggota perpustakaan, pemanfaatan perpustakaan digital, akses Internet dan bimbingan pemustaka. Perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta memiliki koleksi buku dan non-buku. Koleksi buku terdiri dari 3627 eksemplar dengan rincian buku fiksi sebanyak 129, buku non-fiksi 3073 dan buku referensi 425. Selain itu terdapat pula buku paket untuk siswa yang sudah di distribusikan ke siswa kelas X, XI, dan XII setiap jurusannya. Ada pula buku pelajaran yang sudah didistribusikan ke ruang praktek setiap jurusan dan terdapat bola dunia 1 buah, komputer e-book untuk siswa sebanyak 40 buah.
Perencanaan bahan pustaka di perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta dilaksanakan pada awal tahun pelajaran. Kegiatan ini dilakukan oleh para pustakawan. Perencanaan bahan pustaka dilakukan dengan tepat sasaran. Oleh karena itu sebelum merencanakan, pustakawan menganalisis terlebih dahulu bahan pustaka apa saja yang diperlukan. Kemudian adanya memilih kembali dari bahan pustaka yang diperlukan menjadi mana bahan pustaka yang diprioritaskan terlebih dahulu untuk pengadaannya. Pengadaan bahan pustaka seperti buku pelajaran berkaitan langsung kepada kepala sekolah dan bagian kurikulum. Karena biasanya, buku pelajaran tersebut diperoleh langsung dari dinas pendidikan. Sehingga pustakawan tidak dapat membeli buku pelajaran secara bebas. Namun jika pengadaan sarana dan prasarana perpustakaan, berkaitan langsung dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Selain merencanakan bahan pustaka apa saja yang dibutuhkan, dalam perencanaan bahan pustaka perpustakaan terdapat perencanaan program kerja perpustakaan. Program kerja perpustakaan salah satu faktor terjadinya adanya perencanaan pengadaan bahan pustaka baru kedepannya. Perencanaan program kerja perpustkaan dilakukan di awal tahun pelajaran. Dalam merencanakan program kerja yang terkait ialah kepala perpustakaan dan stafnya sebagai perencana dan kepala sekolah sebagai yang memberikan izin.
Perencanaan program kerja dibuat melalui rapat para pustakawan. Dalam rapat membahas mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada tahun yang akan datang. Setelah dibuat program kerja, maka kepala perpustakaan melaporkan kepada kepala sekolah. Jika kepala sekolah menyetujui,maka kegiatan akan dilaksanakan. Anggaran dana yang dibutuhkan perpustakaan untuk melaksanakan program kerja diperoleh dari sekolah. Oleh karena itu setelah melapor kepada kepala sekolah, kepala pustakawan melaporkan program kerja kepada bendahara sekolah. Setelah mendapatkan dana tersebut, maka program kerja akan segera dilaksanakan. Pelayanan yang tersedia diperpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta cukup lengkap. Terdapat pelayanan pinjam meminjam buku, membaca buku dalam bentuk e-book, layanan internet gratis (wifi), hingga kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di ruang perpustakaan.
Pengolahan bahan pustaka di perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta dilakukan menggunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Sebelum mengolah bahan pustaka,pustakawan melakukan penstempelan pada buku baru. Kemudian buku tersebut dicatat pada buku induk perpustakaan,diberikan nomor induk dan diberi label warna. Selanjutnya buku ditempatkan ke dalam rak yang sesuai dengan jenis buku tersebut dan pengklasifikasian dengan sistem DDC.
Perawatan bahan pustaka di perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta dilakukan atas kesadaran para pustakawan. Tidak ada jadwal pasti dalam perawatan, hanya dengan cara pustakawan membersihkan setiap rak yang ada,menyapu ruangan perpustakaan setiap minggunya dan memperbaiki buku yang rusak dengan cara yang sederhana. Perawatan dengan pengecekkan buku secara keseluruhan dilakukan kurang lebih sekitar 6 bulan sekali.
Dalam perawatan bahan pustaka, kendala yang dihadapi pustakawan ialah masih kurangnya sumber daya manusia. Hal ini yang menyebabkan saat melakukan kegiatan perawatan dan disaat bersamaan pengunjung perpustakaan sedang penuh,maka pekerjaan akan terbagi dan tidak maksimal dalam menyelesaikan semua pekerjaan. Oleh karena itulah yang mendasari para pustawakan memiliki ide membuat keranjang-keranjang sebagai tempat meletakkan buku yang selesai dibaca atau dipinjam.
Selain itu keranjang tersebut dapat sekaligus mengecek kondisi buku itu sendiri. Jika ada kerusakkan sederhana,maka akan diperbaikki saat itu juga. Apabila kerusakan buku cukup berat, maka pustakawan melaporkan hal tersebut kepada kepala perpustakaan untuk mendapatkan solusi apa yang akan dilakukan. Untuk e-book yang ada di komputer perpustakaan, perawatan dilakukan dengan mengecek data. Bila terjadi gangguan dalam e-book atau komputer dan pustakawan tidak dapat memperbaiki,maka pihak perpustakaan menghubungi pihak dinas yang memberikan materi tersebut dalam komputer. Oleh karena itu jika terjadi gangguan dan petugas dari dinas belum juga datang,maka akan menghambat kegiatan pelayanan yang ada.
Penyusutan bahan pustaka yang terjadi di perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta terjadi karena beberapa faktor. Faktor terkecil yaitu saat perpustakaan mengalami bencana banjir. Hal ini yang menyebabkan banyaknya buku yang terkena air dan tidak dapat dipakai kembali. Sehingga disusutkan dengan beberapa cara. Cara tersebut ialah untuk buku yang rusaknya berat dan tidak dapat diperbaiki maka buku tersebut dijual atau diloakkan. Jika masih dapat diperbaiki, maka buku disimpan di ruang gudang perpustakaan. Ruang gudang perpustakaan terletak di ruang bagian belakang perpustakaan yang diberi pembatas dengan lemari rak buku.
Selain buku yang terkena banjir,di dalam gudang terdapat buku-buku pelajaran yang tidak terpakai akibat pergantian kurikulum. Buku-buku tersebut disimpan karena pustakawan tidak dapat mempunyai hak untuk memindahkan kelain tempat. Hal ini dikarenakan buku pelajaran diberikan oleh pemerintah dan harus ada laporan pertanggungjawabannya. Sehingga buku-buku tersebut cukup banyak menumpuk di dalam gudang.
Faktor penyusutan bahan pustaka lainnya adalah penyusutan bahan pustaka terjadi saat banyaknya buku pelajaran atau buku pedoman siswa saat mereka melakukan praktek. Buku-buku tersebut terlalu banyak diperpustakaan dan setiap siswa ingin menggunakannya mereka selalu bolak-balik ruang praktek dan perpustakaan. Hal ini yang membuat ide pustakawan agar beberapa buku pelajaran yang terlalu banyak tersebut agar di letakkan diruang praktek setiap jurusan. Selain untuk memudahkan siswa,di ruang perpustakaan juga tidak banyak menumpuk buku-buku tersebut. Walaupun telah diletakkan diruang praktek setiap jurusan,namun data-data buku tersebut tetap di data dalam buku induk perpustakaan sebagai arsip. Setiap barang atau buku yang akan keluar dari perpustakaan/dipinjam akan ada tanda terima pengambilan barang perpustakaan dan terlihat dalam berita acara peminjaman buku/barang. Sehingga bahan pustaka dapat terkontrol dengan baik oleh pustakawan.
Kendala yang terjadi saat penyusutan bahan pustaka adalah masih kurangnya sumber daya manusia. Karena dengan tiga pustakawan tidak cukup dengan pekerjaan diperpustakaan yang banyak kegiatannya. Dua dari tiga pustakawan yang ada membagi waktu dengan mengajar. Sehingga hanya ada satu pustakawan yang selalu ada di perpustakaan, yaitu Mas Agus dan hampir semua yang menangani pelayanan dalam sehari-hari adalah Mas Agus. Sehingga sering kali Mas Agus kewalahan menangani pelayanan perpustakaan. Untuk menghadapi kendala tersebut dalam kegiatan penyusutan bahan pustaka, pustakawan meminta bantuan dengan staf lain dalam hal pengangakatan barang ke gudang atau pemindahan barang ke ruang praktek dan lain-lainnya yang pustakawan tidak dapat dikerjakan sendiri.
Terkait dengan pembahasan, peneliti akan melakukan penyesuaian berdasarkan hasil temuan di lapangan dengan teori yang ada. Sub fokus penelitian yang pertama yaitu perencanaan bahan pustaka. Perencanaan bahan pustaka perpustakaan di SMK Negeri 1 Jakarta dilakukan oleh kepala perpustakaan dengan cara diadakannya rapat antara kepala perpustakaan dengan petugas perpustakaan yang lain. Rapat ini membahas mengenai bahan pustaka apa yang kedepannya diperlukan dan bahan pustaka yang sekarang sudah dimiliki. Hal ini sejalan dengan langkah perencanaan bahan pustaka yang dikemukakan oleh Bafadal (2006:35), sebagai berikut: Inventarisasi bahan-bahan pustaka yang harus dimiliki dan analisis kebutuhan bahan-bahan pustaka. Pengembangan program kerja yang dilakukan oleh perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta dimulai dari perencanaan program kerja yang dilakukan di awal tahun pelajaran. Selain itu pelayanan yang dilakukan perpustakaan untuk pengembangan program kerjanya ialah dengan cara sudah adanya sistem otomasi dalam pengadministrasian perpustakaan dan adanya layanan internet gratis bagi para pengunjung perpustakaan. Selain itu pihak perpustakaan juga menjalin kerjasama dengan para guru untuk mengadakan kunjungan ke perpustakaan untuk hal pengerjaan tugas atau mengajak siswa mengikuti kegiatan belajar di ruang perpustakaan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Prastowo (2012:391) tentang stategi pengembangan perpustakaan sekolah di era global yaitu salah satunya dengan pengaplikasian IT perpustakaan. Untuk meningkatkan kinerja perpustakaan dan sesuai kemampuan perpustakaan sekolah, kiranya perlu dipikirkan otomatisasi perpustakaan sekolah. Otomatisasi perpustakaan sebenarnya merupakan proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali dalam proses tersebut. Penerapan otomatisasi perpustakaan sekolah sebenarnya lebih tepat apabila disebut dengan teknologi informasi. Teknologi informasi dapat diaplikasikan pada kegiatan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi, bibliografi, pengindeksan dan penelusuran literatur. Kerjasama antara pihak perpustakaan dengan guru yang dilakukan oleh perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta sejalan dengan teori promosi perpustakaan yang dikemukakan oleh Yuliandi (2011:125) yaitu salah satu pokoknya ialah guru yang menempatkan perpustakaan sebagai tempat belajar dan dengan bertindak demikian, guru akan bergeser dari metode pengajaran tradisional.
Pengolahan bahan pustaka perpustakaan yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Jakarta ialah dengan menggunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Sistem ini mengklasifikasi bahan pustaka persepulahan. Dengan sistem ini memudahkan pustakawan untuk mengolah bahan pustaka buku yang ada di perpustakaan. Selain memudahkan,sistem ini juga sudah banyak dipakai oleh perpustakan lain. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Bafadal yang dikutip oleh Prastowo (2012:206) tentang sistem pengklasifikasian bahan pustaka buku menggunakan DDC. Menurut sistem DDC, setiap kelas utama dari kesepuluh kelas utama tersebut dapat dibagi menjadi sepuluh bagian atau divisi (division), yang biasanya disebut “ringkasan kedua” (second summry). Oleh karena itu, kelas utama berjumlah sepuluh kelas, sedangkan setiap kelas utama dibagi menjadi sepuluh bagan. Maka jumlah divisi keseluruhan adalah seratus divisi.
Perawatan bahan pustaka perpustakaan yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Jakarta dilakukan secara insidentil atau tidak ada penjadwalan. Perawatan yang dilakukan ialah selain membersihkan rak-rak, pustakawan juga memberikan kapur barus atau pengharum ruangan dan rak agar tidak menimbulkan aroma yang tidak sedap. Hal ini sejalan dengan fungsi dari perawatan bahan pustaka yang dikemukakan oleh Yuliandi (2011:132) yang menyebutkan bahwa fungsi perawatan adalah suatu upaya melindungi bahan pustaka dari beberapa faktor yang mengakibatkan kerusakan,serta upaya pengawetan terhadap bahan pustaka agar tidak cepat rusak dan dimanfaatkan lebih lama lagi, dan upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih sehingga tidak berbau dan tidak mengganggu kesehatan pemustaka maupun pustakawan.
Penyusutan bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta terjadi saat perpustakaan terkena bencana banjir yang menyebabkan buku-buku rusak dan tidak dapat diperbaiki kembali,pergantian kurikulum sehingga buku diletakkan di ruang gudang perpustakaan. Penyusutan juga terjadi hasil dari pengecekkan buku yang ada masih layak dibaca atau tidak dan buku-buku pelajaran yang diletakkan di setiap ruang praktek jurusan untuk memudahkan para siswa melihat buku pedoman tanpa harus bolak-balik ke perpustakaan saat jam praktek. Hal ini sejalan dengan syarat penyusutan bahan pustaka yang dikemukakan oleh Yuliandi (2011:135). Hal yang perlu dipertimbangkan untuk dikeluarkan dari koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut: edisi yang sudah lama harus dikeluarkan bila sudah ada edisi terbaru, pustaka-pustaka yang keadaan fisiknya sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipinjamkan dan mengeluarkan pustaka-pustaka yang disusutkan dari koleksi dan menyimpannya di gudang serta menata katalog susutan didalam file tersendiri.
Kesimpulan
Perencanaan bahan pustaka perpustakaan di SMK Negeri 1 Jakarta dimulai dari kepala perpustakaan melakukan rapat dengan staf layanan baca dan staf layanan teknis. Setelah itu kepala perpustakaan melaporkan atau mengajukan usulan penambahan bahan pustaka tersebut kepada kepala sekolah dan wakil kepala bidang kurikulum jika bahan pustaka adalah buku pelajaran.
Pengolahan bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta menggunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Pengolahan dilakukan oleh para pustakawan yang telah dibekali ilmu perpustakaan dari pelatihan calon pustakawan. Tata letak ulang koleksi bahan pustaka dilakukan saat terjadi bencana alam seperti banjir, penambahan sarana dan prasarana penunjang perpustakaan, dan jika ada pendapat dari guru atau pengunjung tentang ketidaknyamanan posisi tata letak bahan pustaka.
Perawatan bahan pustaka di perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta dilakukan atas kesadaran para pustakawan. Perawatan dengan pengecekkan buku secara keseluruhan dilakukan sekitar 6 bulan sekali. Perawatan bahan pustaka dilakukan dengan pengecekan buku,kemudian membersihkan rak-rak dan memperbaiki buku yang rusak dengan cara yang sederhana.
Penyusutan bahan pustaka yang terjadi di perpustakaan SMK Negeri 1 Jakarta terjadi saat perpustakaan mengalami bencana banjir yang menyebabkan banyaknya buku yang terkena air dan tidak dapat dipakai kembali. Jika masih dapat diperbaiki,maka buku ditempatkan di ruang gudang perpustakaan. Selain buku yang terkena banjir,disana terdapat pula buku-buku pelajaran yang tidak terpakai akibat pergantian kurikulum. Selain itu, penyusutan terjadi saat ada terlalu banyak buku pelajaran yang sama jenisnya berada diperpustakaan. Kemudian buku-buku tersebut diletakkan diruang praktek setiap jurusan.
Saran
- Bagi Kepala Sekolah
Peningkatan kegiatan pengawasan hendaknya dilakukan dengan terjadwal. Sehingga menimbulkan kemajuan bagi perpustakaan untuk dimasa kedepannya. Selain itu,perlu adanya rekrutmen tenaga pengelola perpustakaan yang ahli dalam ilmu perpustakaan. Karena dengan adanya tiga pustakawan yang ada namun dua diantaranya membagi waktunya dengan mengajar, maka dengan banyaknya pelayanan yang ada diperpustakaan menjadi tidak maksimal dalam pengerjaannya.
- Bagi Pengelola Perpustakaan
Pengelola perpustakaan diharapkan tetap kompak satu dengan yang lain, maksimal dalam melakukan pelayanan, selalu melakukan ide-ide baru dalam hal pengelolaan perpustakaan serta segara diwujudkannya kerja sama dengan perpustakaan lain. Sehingga pelayanan perpustakaan lebih optimal dan meminimalisir kendala yang selama ini dihadapi pustakawan.
- Bagi Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan khususnya Suku Dinas Pendidikan DKI Jakarta hendaknya memberikan pelatihan bagi pustakawan tingkat SMA/SMK dengan intensitas yang banyak. Sehingga para pustakawan sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan menjadi terampil. Selain itu hendaknya memberikan koleksi bahan pustaka non-fiksi namun mengandung unsur pembelajaran untuk perpustakaan-perpustakaan sekolah. Hal ini agar memicu minat siswa untuk datang ke perpustakaan dan memicu minat baca mereka. Selain itu dinas pendidikan hendaknya membantu sekolah dalam memberikan tenaga pustakawan ahli untuk mengelola perpustakaan agar jauh lebih baik kedepannya.
- Bagi Peneliti Lain
Hendaknya mengembangkan kajian penelitian agar informasi yang diperoleh lebih lengkap, akurat dalam meneliti manajemen perpustakan sekolah.
Daftar Pustaka
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen
Perlengkapan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
————————.2006. Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong,Lexy. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Noverina, Anjelita. 2008. Mengelola
Perpustakaan Sekolah. Depok : Pacu Minat Baca.
Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta : DIVA Press.
Rohman, Muhammad, Sofan Amri. 2012.
Manajemen Pendidikan. Jakarta :
Prestasi Pustakaraya.
Siswanto. 2011. Pengantar Manajemen.
Jakarta : Bumi Aksara.
Sri Ambar Arum,Wahyu. 2007.
Manajemen Sarana dan Prasarana
Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
————. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Suwarno,Wiji. 2010. Pengetahuan Dasar
Kepustakaan. Bogor : Ghalia
Indonesia.
Tim dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Yuliandi. 2011. Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta. 2011
Amrizal,Ahmad. http://www.slideshare.net/ahmadamrizal/01uu-no20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional, diakses pada 20 Januari 2015. Pukul 02.00 WIB.
BSNP.http://bsnp-indonesia.org/id/?page_id=109/, diakses pada 27 Januari 2015. Pukul 22.00 WIB.
http://www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/DefaultPrg.asp?in=Koleksidok, diakses pada 27 Januari 2015. Pukul 23.00 WIB.