IMPLEMENTASI KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 1 KOTA TANGERANG SELATAN
Feby Sukma Avianti, Madhakomala*Amril Muhammad*
*Dosen Pembimbing
ABSTRACT
This study focuses on the implementation of entrepreneurial studies Principal in developing entrepreneurship in South Tangerang City SMK 1 through its role as an innovator and motivator, which is part of the entrepreneurial spirit. The aim of this research is descriptive and empirically on the implementation of entrepreneurial principals in the development of entrepreneurship in schools. This research was carried out from June to August 2013. The method used was qualitative research methods, descriptive and analytical approach, ie research procedures which produce descriptive data in the form of words – written or spoken words of the people and behavior able to be observed. The advice given in this study, that the principal should be expected to raise awareness of the principal of the school community to better utilize innovation. In entrepreneurship development related to production units, production units are expected to develop or services to other departments, in addition to culinary majors.
Keywords :The Entrepreneurship Principal, Innovation, Motivation.
Pendahuluan
Perubahan yang cepat dalam dunia pendidikan dan teknologi informasi, membuat para pengelola pendidikan memiliki tugas dan tanggungjawab yang tidak mudah dalam menghadapi permasalahan dan tantangan pendidikan saat ini. Sekolah merupakan bagian dari perubahan dan selalu harus mengikuti perubahan zaman. Sehingga sekolah bukan hanya harus peka terhadap perubahan dan melakukan perubahan, melainkan para pengelola pendidikan juga dapat mengantisipasi perkembangan yang terjadi secara cepat dengan langkah yang tepat. Oleh karena itu, sekolah membutuhkan segenap peranan orang-orang yang mampu memimpin dan mengelola sekolah menjadi lebih baik dan berkualitas.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Kepemimpinan kepala sekolah terwujud dalam perilaku kepala sekolah yang mampu menerapkan pemikiran baru di dalam proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan, sasaran, visi dan misi sekolah serta menjalankan roda kepemimpinannya. Oleh karena itu sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mampu mengatur tenaga pendidik dan kependidikan, serta siswa-siswa.
Sebagaimana Danim (2002:45) menyatakan kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Kompleksnya tugas-tugas sekolah membuat lembaga itu tidak mungkin lagi berjalan baik tanpa kepala sekolah profesional dan berjiwa inovatif. Pencapaian tujuan sekolah erat kaitannya dengan upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya. Upaya kepala sekolah untuk mengembangkan sekolah dapat dilakukan dengan cara inovatif.
Salah satu kompetensi yang menuntut kepala sekolah mampu melakukan inovasi dan mewirausahakan sekolahnya adalah kompetensi kewirausahaan kepala sekolah, dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 terdiri atas lima tugas kompetensi kewirausahaan kepala sekolah, yaitu Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah atau madrasah, Berkerja keras untuk keberhasilan sekolah atau madrasah sebagai organisasi pembelajaran yang efektif, memililki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah atau madrasah, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah atau madrasah, dan memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi atau jasa sekolah atau madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Kewirausahaan kepala sekolah dalam kepemimpinan dan perannya sebagai wirausaha bertujuan untuk memajukan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah yang harus memiliki jiwa inovatif, kreatif dan memanfaatkan peluang yang ada. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang diambil adalah karakteristiknya seperti inovatif, motivasi yang kuat pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri kewirausahaan dengan mengembangkan unit produksi khususnya untuk kepala sekolah SMK.
Kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan secara umum tampak pada penciptaan pembaharuan dalam pembelajaran dan kewirausahaan, sarana prasarana berupa fasilitas dan memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, serta memanfaatkan peluang untuk mengembangkan sekolah yang dipimpinnya.
Dalam penelitian ini difokuskan dan dibatasi hanya pada implementasi kewirausahaan kepala sekolah sebagai inovator, dan kewirausahaan kepala sekolah sebagai motivator. Penelitian ini bertujuan untuk:
- Mengetahui kewirausahaan kepala sekolah sebagai inovator dalam pengembangan sekolah di SMKN 1 Kota Tangeran Selatan.
- Mengetahui kewirausahaan kepala sekolah sebagai motivator dalam pengembangan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan.
- Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah terkait dengan pengembangan kewira-usahaan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah, Dinas pendidikan, tenaga pendidikn dan kependidikan serta peneliti sendiri dalam memberikan informasi dan wawasan baru mengenai implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan di sekolah.
Kajian Teori
Zimmerer sebagimana dikutip oleh Suryana (2003:7) mengungkapkan “Entrepreneurship is the result of a disciplined, systematic process of applying creativity and innovations to needs and opportunities in the market place”. Kewirausahaana dalah hasil dari sebuah proses, disiplin sistematis menerapkan kreativitas dan inovasi dengan kebutuhan dan peluang di pasar. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan dalam pendidikan merupakan proses dari kerja keras, kreativitas dan inovatif secara terus menerus yang dilakukan oleh pihak sekolah, terutama oleh kepala sekolah sebagai pemimpin agar visi, misi dan tujuan sekolah dapat tercapai dengan maksimal. Sehingga memberikan pengaruh yang lebih terhadap kualitas sekolah.
Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah, tenaga kependidikan, guru dan warga sekolah lainnya perlu dilatih dan dibiasakan untuk berperilaku kewirausahaan. Kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi sekolah, harus mampu membimbing warga sekolah dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing warga sekolah. Kepala sekolah yang berjiwa wirausaha diharapkan mampu mengorganisir dan mensinerjikan sumber usaha-usaha untuk mendirikan usaha atau program-program memajukan sekolah.
Dengan memiliki jiwa atau corak kewirausahaan, maka kepala sekolah diharapakan dapat mendorong warga sekolah agar memiliki motivasi, optimisme dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru, gagasan baru yang lebih efisien, efektif, inovatif, fleksibel, dan adaptif dalam setiap kondisi dan keadaan. Komariah (2008:20) mengungkapkan inovasi adalah suatu gagasan, barang, kejadian, teknik-teknik atau metode-metode atau praktik yang diamati, disadari, dirasakan, dan diterima sebagai hal yang baru oleh seseorang atau kelompok (masyarakat), baik sebagai hasil discovery maupun invention.
Sedangkan Rogers (2003:12), mendefinisikan “an innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or other unit of adoption. Inovasi adalah suatu gagasan, teknik-teknik atau praktik atau benda yang disadari dan diterima oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Jadi pada intinya kewirausahaan kepala sekolah sebagai inovator adalah menciptakan pembaharuan di sekolah berupa gagasan baru, pembaharuan di sekolah dapat dilakukan dari berbagai aspek seperti pembelajaran, sarana dan prasarana, peningkatan profesionalisme tenaga pendidik dan lain sebagainya. Inovasi penting dilaksanakan kepala sekolah karena inovasi bertujuan meningkatkan mutu lembaga pendidikan agar lebih maju sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, serta kebutuhan program pembangunan dan kemajuan sekolah.
Mulyasa (2008:118) mengungkap-kan kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaanya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel. Tugas kepala sekolah sebagai inovator yaitu kemampuan kepala sekolah untuk mencari dan menemukan gagasan baru yang relevan dengan tujuan untuk pembaharuan sekolah yang lebih baik dan berkualitas. Dalam menjalankan perannya sebagai inovator pendidikan kepala sekolah dituntut untuk aktif bekerja, berpikir kreatif, inovatif, dan memanfaatkan peluang serta mampu merespon lingkungan dengan baik. Dengan hal tersebut kepala sekolah dapat melakukan dan menghadapi perubahan yang terjadi, sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan atau masyarakat.
Selanjutnya pembahasan mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator. Menurut Robbins (2003:212) definisi motivasi adalah sebagai proses yang ikut menetukan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Selanjutnya Siagian (2003:108) mengungkapkan motivasi adalah keseluruhan proses pemberian dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.
Jadi pada intinya, orang yang dapat memberikan dorongan kepada bawahannya untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan targetnya merupakan pemimpin yang sukses mejalankan perannya sebagai motivator. Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausahaan harus mampu mendorong warga sekolahnya untuk berkerja lebih baik. Tetapi peran kepala sekolah sebagai motivator bukan saja harus mendorong warganya untuk berkerja sesuai dengan yang diharapkan organisasi, kepala sekolah juga harus menjadi contoh teladan yang baik kepada warga sekolah, sehingga warga sekolah terdorong untuk mencontoh kepala sekolah sebagai panutannya.
Sunyoto (2012:198) menjelaskan tujuan pemberian motivasi adalah mendorong gairah dan semangat kerja karyawan, meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan produktivitas kerja karyawan, mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan, meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan, meningkatkan kesejahteraan karyawan, mempertinggi rasa tanggung jawab keryawan terhadap tugas-tugasnya. Alma (2005:74) menyatakan salah satu teori motivasi adalah teori humanistik yaitu teori kebutuhan Abraham Maslow, sebagaimana dikutip oleh Alma mengungkapkan bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan motivasinya
Mulyasa (2011:112) mengungkap-kan motivasi kepala sekolah ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB). Dalam menjalankan perannya sebagai motivator kepala sekolah diharapkan mampu mendorong dan mengubah warga sekolah yang sebelumnya bekerja belum produktif menjadi lebih produktif dan berkualitas.
Kepala sekolah sebagai motivator harus mampu membangkitkan produktivitas warga sekolah. Kepala sekolah dengan memotivasi warga sekolah diharapkan dapat menjadikan memicu terbentuknya jiwa kewirausahaan.
Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan. Adapun indikatornya adalah kewirausahaan kepala sekolah sebagai inovator, kewirausahaan kepala sekolah sebagai motivator. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Salah satu karakteristik dalam penelitian kualitatif adalah deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka-angka. Pendekatan kualitatif diarakan pada latar alamiah. Alasan menggunakan metode ini karena penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan mengamati sikap, pandangan, perasaan, perilaku, hasil wawancara dan studi dokumentasi terkait dengan implementasi peranan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan di sekolah.
Data yang akan diambil pada saat penelitian yaitu berupa data-data kualitatif yang terdiri dari data-data hasil observasi dan pengamatan, studi dokumentasi, catatan lapangan serta wawancara yang dilakukan ke beberapa orang dijadikan keyforman oleh peneliti. Orang yang menjadi keyforman utama adalah kepala sekolah. Dalam penelitian ini teknik dalam pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, hasil wawancara, serta hasil rekaman wawancara. Peneliti akan melihat, mendengarkan serta bertanya kepada informan mengenai implementasi kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan.
Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini, yaitu: tahapan pra lapangan, tahapan pengerjaan lapangan, tahapan analisis data. Informan dipilih dan ditetapkan berdasarkan keperluan pengumpulan data dan sesuai dengan tujuan penelitian yang dipilih dengan snowball sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan mempertimbangkan sejauh informan tersebut memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan penelitian, peneliti menerapkan informan selanjutnya untuk memperoleh data dan informasi yang lebih lengkap dan akurat.
Hasil dan Pembahasan
Dalam kewirausahaan kepala sekolah dalam mengembangan kewirausahaan di sekolah, kepala SMKN 1 Kota Tangerang Selatan mengadakan ruang unit produksi dan unit koperasi sebagai bentuk pengembangan kewirausahaan di sekolah. Saat ini unit produksi SMKN 1 Kota Tangerang Selatan masih terbatas pada jurusan tata boga saja. Jurusan tata boga memberikan kesempatan kepada siswa-siswanya untuk mengembangkan produksi kue, meski peluangnya terbatas hanya pada saat Hari Raya dan jika mendapatkan pesanan dari pelanggan internal maupun eksternal.
Setiap kegiatan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan mempunyai tujuan yang tergambar pada visi dan misi sekolah.Untuk mengidentifikasi tujuan kewirausahaan di sekolah, kepala sekolah bersama dengan pihak-pihak terkait mendiskusikan tujuan kegiatan kewirausahaan sekolah. Tujuan kewirausahaan di sekolah sangat relevan dengan tujuan sekolah, yaitu meningkatkan kualitas lulusan SMKN 1 Kota Tangerang Selatan yang mampu bersaing dalam mengisi pasar kerja di dalam dan luar negeri, serta mampu berwirausaha.
Kepala sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan di sekolah, kepala sekolah juga turut bertanggung jawab dalam pengelolaan unit produksi dan koperasi. Meskipun kepala program tata boga dan kepala unit produksi yang lebih berperan dalam pengelolaan, kepala sekolah ikut memantau dan menyarankan kepada tenaga pendidik dan kependidikan untuk membeli produk hasil unit produksi tata boga. Terkait dalam pengelolaan unit koperasi, kepala sekolah menjabat sebagai ketua dewan penasehat dalam susuanan pengurus dan keanggotaan.
Dalam pengelolaan koperasi Sejahtera SMKN 1 Kota Tangerang Selatan, kepala sekolah telah menyetujui beberapa kegiatan usaha yang bersifat pelayanan terhadap anggota maupun non anggota. Anggota disini adalah seluruh tenaga pendidik dan kependidikan SMKN 1 Kota Tangerang Selatan, kegiatan yang dilakukan yaitu unit usaha simpan pinjam.Non anggota yang dimaksud disini adalah siswa dan orang tua murid, kegiatan yang terkait dengan non anggota yaitu kegiatan toko konsumsi dan pembelian seragam serta buku. Pengelolaan koperasi dan unit produksi tata boga dilakukan secara transparan dan diumumkan pada rapat anggota mengenai hasil pendapatan setiap tahunnya.
Kepala sekolah dalam mengembangkan dan menjalin hubungan baik dengan pelanggan baik internal dan ekternal yaitu dengan melakukan bimbingan kepada pihak yang turut serta dalam memasarkan produk unit produksi. Kepala sekolah melakukan pendelegasian wewenang kepala unit produksi untuk memasarkan hasil produk cookies yang bermerek La Patiseri Esemka. Selain itu, kepala sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan kegiatan pentas seni dan mengadakan bazaar bagi siswa untuk segala jurusan. Dalam bazar tersebut, siswa dapat berlatih berwirausahaan dan memasarkan produk yang dijual di sekolah.
Upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah yaitu menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri, mengadakan kegiatan pentas seni, hari Kartini dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpraktek berwirausaha dengan mengadakan bazar usaha untuk siswa. Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan kepala sekolah mengembangkan jiwa wirausaha siswa dan mencapai salah satu tujuan sekolah yaitu meningkatkan kualitas lulusan SMKN 1 Kota Tangerang Selatan yang mampu bersaing dalam mengisi pasar kerja di dalam negeri dan di luar negeri, serta mampu berwirausaha.
Hambatan dalam pengembangan kewirausahaan ini diantaranya belum rutinnya pelaksanaan unit produksi tata boga, hal ini dikarenakan masih terbatasnya peluang untuk memasarkan produk tata boga setiap waktu.Sedangkan hambatan untuk koperasi yaitu kesadaran anggota terhadap fungsi koperasi dan dapat memberikan nilai lebih dari sekedar kegiatan simpan pinjam dan toko konsumsi.
Tindakan kepala sekolah dalam mewujudkan perannya sebagai inovator, akan dilihat dari kepala sekolah dalam menciptakan pembaharuan dan gagasan baru untuk pengembangan sekolah. Gagasan baru yang dilakukan kepala sekolah SMKN 1 Kota Tangerang Selatan meliputi penyediaan ruang multimedia, penyediaan kelengkapan ruang praktek tata boga, kepala sekolah terkait dengan hal tersebut melakukan pengajuan proposal kepada Dinas Pendidikan untuk mendapatkan oven ukuran besar, agar program keahlian tata boga mendapatkan kemudahan dalam melakukan praktek langsung membuat kue-kue.
Selain daripada itu, kepala sekolah berusaha merampungkan sistem manajemen ISO 9001:2008, yang telah diajukannya sejak tahun 2012, pada tahun ini SMKN 1 Kota Tangerang Selatan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Gagasan baru selanjutnya, yaitu kepala sekolah menetapkan peraturan baru bagi siswa antara lain bagi siswa yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dilarang membawa motor ke sekolah.
Kepala sekolah dalam bekerja secara konstruktif, dilakukan dengan pemberian arahan, dorongan dan pembinaan pada saat rapat ataupun di setiap kesempatan yang ada.Arahan-arahan yang dilakukan kepala sekolah, yakni pada saat sebelum rapat, kepala sekolah memberikan peringatan dan ketentuan bagi tenaga pendidik yang menjadi panitia suatu kegiatan, agar tidak melakukan kesalahan. Selanjutnya kepala sekolah sebagai inovator, akan tercermin dengan cara kerjanya yang delegatif. Delegatif yang dilakukan kepala sekolah yakni dengan menetapkan pola the right man in the right place dalam setiap pemberian jabatan kepada tenaga pendidik.Kepala sekolah pada saat rapat juga mengarahkan, agar pembagian tugas disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing personal, sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kepala sekolah sebagai inovator, juga tercermin dengan cara kerjanya yang integratif. Kepala sekolah dalam bekerja secara integratif diwujudkan dengan menghasilkan kegiatan-kegiatan yang terpadu dan terintegrasi dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Kegiatan-kegiatan yang diadakan sekolah seperti parktek kerja industri, pesantern kilat Ramadan, pentas seni sekolah, perayaan hari Kartini, unit produksi tata boga, observasi pengenalan lapangan merupakan beberapa kegiatan yang dilaksanakan sekolah untuk mencapai visi, misi dan program sekolah.
Program strategis SMKN 1 Kota Tangerang Selatan diintegrasikan dengan Imtaq, life skill, intrepreneurship, dan sinergi dengan perkembangan IPTEK. Diantaranya program pembelajaran yang diterapkan di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menerapkan strategi pembelajaran student oriented, enjoyfull learning.
Sebagai sekolah kejuruan, pembelajaran di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan lebih banyak praktek dibandingkan classical, salah satunya dengan program praktek kerja industri siswa dilatih untuk menjadi lulusan yang siap kerja, dan adanya OPL (Observasi Pengenalan Lapangan) yang diterapkan untuk membangun wawasan kepada peserta didik tentang dunia kerja.
Upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam menciptakan inovasi yaitu dengan terus melakukan pengajuan proposal ke Dinas Pendidikn Tangerang Selatan, dengan melihat apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan sekolah. Kepala sekolah juga mencari tahu apa saja yang masih dibutuhkan oleh sekolah, sehingga inovasi atau gagasan baru dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan tersebut. Seperti pengadaan ruangan multimedia, kelengkapan peralatan di setiap ruang praktek jurusan, kegiatan Observasi Pengenalan Lapangan (OPL) merupakan upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk menciptakan gagasan baru atau inovasi di sekolah. Hambatan yang dihadapi kepala sekolah dalam mewujudkan perannya sebagai inovator dan gagasan pembaharuannya yaitu apabila Dinas Pendidikan tidak secara langsung menerima pengajuan dari kepala sekolah.
Kepala sekolah sebagai motivator akan terwujud dengan tindakan-tindakannya yang memotivasi warga sekolah. Bentuk-bentuk motivasi dilakukan kepalasekolah pada saat rapat, upacara dan memberlakukan pola reward and punishment kepada warga sekolah. Reward (penghargaan) untuk siswa yang mencetak prestasi akademik maupun non akademik berupa beasiswa, kepala program dan pelatih yang membawa dan melatih siswa diberikan penghargaan berupa uang transport dan punishment (hukuman) untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang kehadirannya kurang, akan diberi surat tugas. Hal tersebut untuk mendorong warga sekolah untuk lebih disiplin dan mendorong siswa untuk mencetak prestasi.
Salah satu tindakan kepala sekolah sebagai motivator, diwujudkan dengan menciptakan ruang kerja yang kondusif untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta ruang belajar untuk siswa. Pengaturan lingkungan fisik di SMKN 1 Kota Tangerang Selatan untuk ruang guru, kepala sekolah memberikan hak kepada tenaga pendidik dan kependidikan dengan ketentuan satu orang satu bangku. Sehingga, semua tenaga pendidik dan kependidikan mendapatkan haknya berupa tempat duduk di sekolah, begitu juga untuk peserta didik.
Dalam hal pengaturan lingkungan fisik, kepala sekolah sebagai pemimpin dan pengambil keputusan di sekolah selalu berupaya mendiskusikan pengaturan lingkungan fisik bersama wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana. Pengaturan suasana kerja yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai motivator, dilakukan dengan menetapkan ruang guru berdasarkan mata belajarannya yaitu normatif yang terdiri dari pendidikan agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani dan Rohani, Seni Budaya dan Muatan Lokal, sedangkan ruang guru adaptif yaitu terdiri dari mata pelajaran matematika, IPS, IPA, Kewirausahaan, Fisika, Kimia, Biologi, dan Ekonomi, Pelayanan Prima dan Bahasa Asing.
Sedangkan untuk ruang guru produktif terdiri dari mata pelajaran masing-masing kompetensi keahlian seperti teknik pemanfaatan tenaga listrik, teknik elektro, teknik mesin industri, akuntansi dan tata boga yang ruang gurunya menjadi satu dengan ruang praktek masing-masing jurusan. Hal di atas dilakukan kepala sekolah, agar mempermudah komunikasi antara sesama guru normatif, adaptif dan produktif. Sehingga guru-guru dapat mendiskusikan dengan mudah mengenai mata pelajaran yang diajarkannya dan peserta didik yang dididiknya.
Selain peran dan fungsi kepala sekolah sebagai motivator tercermin dengan tindakannya tersebut.Pemberian kebijakan disiplin juga menjadi salah satu tindak kepala sekolah untuk memotivasi warga sekolah. Absesensi dengan finger print untuk tenaga pendidik dan kependidikan, menjadi salah satu kebijakan kepala sekolah untuk menanamkan disiplin kepada bawahannya.
Tindakan-tindakan yang menunjukan peran kepala sekolah sebagai motivator selanjutnya adalah dengan memberikan penghargaan (rewards). Kepala SMKN 1 Kota Tangerang Selatan memberikan penghargaan untuk siswa yang mampun mencetak prestasi baik akademik maupun non akademik. Penghargaan tersebut diberikan berupa pembebasan SPP siswa selama tiga bulan bagi yang ditingkat provinsi, enam bulan untuk di tingkat nasional. Untuk kepala program dan pelatih yang berhasil membawa siswa mencetak prestasi, juga diberikan penghargaan dalam bentuk uang transport.
Hambatan yang dialami kepala sekolah dalam memotivasi warga sekolah dikarenakan perbedaan masing-masing karaktek individu. Ada beberapa individu yang menyadari adanya peraturan dan hukuman yang diberikan kepala sekolah, agar terciptanya suasana kerja yang kondusif, efektif dan produktif. Upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan peran dan fungsinya sebagai motivator yaitu dengan menentapkan pola rewards and punishment warga sekolah, memberi arahan dan bimbingan untuk tetap menegakan kedisiplinan kepada warga sekolah dan menjadi teladan atau contoh bagi warga sekolah.
Kesimpulan
Kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan sekolah didasarkan pada Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, yang harus diwujudkan dengan perannya sebagai wirausaha, inovator, dan motivator. Dalam mengembangan kewirausahaan di sekolah, kepala SMKN 1 Kota Tangerang Selatan mengadakan ruang unit produksi dan unit koperasi sebagai bentuk pengembangan kewirausahaan di sekolah. Unit produksi yang dikembangkan sesuai denga jurusan yang terdapat di sekolah tersebut yaitu tata boga dan pengadaan koperasi sebagai unit simpan pinjam bagi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan juga toko konsumsi kebutuhan bagi siswa.
Inovator berarti kepala sekolah berperan dalam menemukan dan mencari gagasan baru untuk pembaharuan di sekolah. Baik berupa pembaharuan dalam pengadaan fasilitas, kegiatan-kegiatan bagi siswa, juga hasil yang telah dicapai oleh sekolah seperti akreditasi dan sertifikasi ISO 9001:2008. Peran kepala sekolah sebagai inovator akan terlihat dengan cara kerjanya yang konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, adaptable dan menjadi teladan di sekolah.
Peran sebagai motivator terwujud dari cara-caranya memelihara semangat kerja warga sekolah. Motivasi yang dilakukan kepala sekolah dilakukan agar mendorong bawahannya untuk bekerja lebih produktif. Motivasi yang dilakukan kepala sekolah dapat melalui pengaturan lingkungan fisik yang kondusif untuk belajar dan bekerja, menciptakan suasana kerja yang harmonis, aman dan menyenangkan. Melakukan upaya untuk meningkatkan kedisiplinan warga sekolah, dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi dan hukuman untuk yang melanggar.
Berdasarkan kesimpulan di atas, mengenai kewirausahaan kepala sekolah dalam pengembangan kewirausahaan sekolah. Maka saran yang diberikan sebagai berikut :
- Bagi Kepala Sekolah, dalam menciptakan inovasi diharapkan kepala sekolah membangkitkan kesadaran warga sekolah untuk lebih memanfaatkan inovasi atau pembaharuan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Dalam pengembangan kewirausahaan terkait dengan unit produksi, diharapkan mampu mengembangan unit produksi atau jasa kepada jurusan lain yang ada di sekolah tersebut, selain jurusan tata boga.
- Bagi Kepala Sekolah, dalam pendelegasian wewenang kepada guru-guru terkait dengan tugas dan jabatan. Sebaiknya apabila ada guru yang latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan materi yang diajarkan di sekolah, diharapkan kepala sekolah membagi tugas kepada guru tersebut untuk mengajar mata pelajaran sesuai dengan latar pendidikannya, namun tetap mengajar mata pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya sebelum penetapan jabatan sesuai latar belakang pendidikan.
- Bagi Sekolah, diharapkan sekolah lebih mengoptimalkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam mengembangan kewirausahaan. Selain itu, sekolah juga perlu meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pengembangan kewirausahaan di sekolah.
- Bagi Tenaga Pendidik, sebagai sumber daya dalam pengembangan kewirausahaan sekolah diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam upaya penciptaan inovasi yang dilakukan kepala sekolah, diharapkan motivasi yang diberikan pleh kepala sekolah dijadikan acuan untuk lebih produktif dan ikut berperan dalam pengembangan kewirausahaan di sekolah.
Daftar Pustaka
Alma, Buchari. 2005.Kewirausahaan : Edisi Revisi, Bandung : Alfabetha.
Danim, Sudarman. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung : CV Bandung Pustaka Setia.
Mulyasa. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Menyuskseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Engkoswara, Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan.Bandung : Alfabeta.
Everett M.Rogers. 2003. Diffusion of Innovations Fifth Edition. United States of America : The Free Press.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo.
Suryana. 2003. Kewirausahaan : Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sekolah. Jakarta: PT. Salemba Emban Patria.
Suyonoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.