Tag
ISO 9001:2008, Madhakomala, Madhakomala. Amril Muhammad, PENINGKATAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN, SMAN 2 BOGOR, strategi, Tenri Dian Astari
STRATEGI PENINGKATAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI ISO 9001:2008 DI SMAN 2 BOGOR
Tenri Dian Astari, Madhakomala* Amril Muhammad*
*Dosen Pembimbing
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical data, and to know the strategy of quality assurance through ISO 9001:2008 in order to improve the quality of education at SMAN 2 Bogor. This study is a qualitative research described descriptively. The experiment was conducted in Public High Schools 2 (SMA Negeri 2) Bogor, West Java. The results showed improvement implementation and quality assurance of education in SMAN 2 Bogor refers to some basic laws and implementing quality standards adopted and adapted from the International Standards such as ISO 9001:2008, quality improvement strategies and quality assurance of education in SMAN 2 Bogor done with emphasis on process (the process -oriented strategy). Implementation and improvement of education quality assurance through ISO 9001:2008 in SMAN 2 Bogor aims to build a culture of commitment and quality for the school community, clarify and reinforce the division of duties, responsibilities, and authorities in the implementation of education primarily administrative order, making the achievement of the vision and goals of the school to be more systematic, effective, and efficient.
Keywords: Quality Improvement Quality Assurance, ISO 9001:2008.
Pendahuluan
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Diantara butir-butir di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Mengacu pada Undang‐Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kemudian ditetapkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan atau upaya konkret agar penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dapat melakukan perbaikan mutu yang lebih baik dan terarah, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melaksanakan sistem penjaminan mutu pendidikan.
Dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan diperlukan strategi dan rumusan mengenai apa yang akan dijamin, agar mutu tetap terjaga dan proses peningkatan mutu tetap terkendali sehingga ujuan pendidikan dapat tercapai. Maka lembaga pendidikan perlu menetapkan standar baik secara nasional maupun internasional sebagai indikator keberhasilan peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Terdapat berbagai macam standar yang diterapkan di beberapa Negara di dunia untuk menetapkan bahwa suatu produk itu dinyatakan “layak”, salah satu standar yang saat ini menjadi tolak ukur suatu produk adalah standar ISO. ISO adalah badan standarisasi internasional yang menangani masalah standarisasi untuk barang dan jasa yang diakui oleh beberapa Negara di dunia. Proses penyelenggaraan pendidikan melalui sistem manajemen mutu ISO diharapkan dapat menjadikan peserta didik yang mandiri, mampu diserap di dunia pekerjaan, serta mampu bersaing secara global, hal ini dijadikan sebagai penggambaran akan ketercapaian Standar Nasional Pendidikan. Karena penerapan ISO berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan sehingga diharapkan dapat memuaskan pelanggan pendidikan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan mutu sekolah maupun mutu pendidikan secara nasional di Indonesia hingga secara internasional.
Maka dari itu, dalam penelitian ini difokuskan mengenai strategi pelaksanaan peningkatan mutu dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO di SMA Negeri 2 Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk:
- Mengetahui standar acuan dalam peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan di SMAN 2 Bogor.
- Mengetahui strategi yang diterapkan guna meningkatkan dan melaksanakan penjaminan mutu pendidikan di SMAN 2 Bogor.
- Mengetahui tujuan SMAN 2 Bogor melaksanakan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan.
- Mengetahui proses pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor.
- Mengetahui latar belakang penetapan standar ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor.
- Mengetahui faktor pendukung yang berpengaruh terhadap keberlangsungan pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor.
- Mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor.
- Mengetahui cara sekolah mengatasi faktor penghambat pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor.
Hasil penelitian dapat berguna untuk menambah pengetahuan secara teoritis tentang peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Serta diharapkan dapat menambah wacana secara lebih luas dan menyeluruh terkait dengan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan.
Kajian Teori
Mutu dianggap sebagai suatu hal yang sulit untuk diukur, karena berkenaan dengan penilaian akan suatu produk atau jasa terhadap suatu standar atau ketetapan tertentu. Daulat P. Tampubolon (2001:108) mengungkapkan, mutu adalah paduan sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan langsung atau tak langsung, baik kebutuhan yang dinyatakan maupun tersirat, masa kini dan masa depan
Mulyasa (2007:170) mengungkap-kan sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam beberapa hal, diantaranya (1) prestasi akademik, (2) memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya, (3) memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan sesuai dengan dasar ilmu yang diterimanya di sekolah.
Maka sekolah perlu meningkatkan mutu dalam sistem penyelenggaraan pendidikannya yang disesuaikan dengan perkembangan tuntutan masyarakat yang dianggap sesuai dengan tolak ukur norma ideal. Hal terpenting yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan proses pendidikan adalah peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah diartikan sebagai serangkaian proses yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan data mengenai kinerja dan mutu tenaga pendidik dan kependidikan, program dan lembaga.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dilakukan guna menjawab daya saing, pencitraan di mata masyarakat, serta akuntabilitas selama penyelenggaraan pendidikan. Diperlukannya sistem penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan yang dapat membangun kerjasama dan menciptakan kolaborasi bagi institusi terkait dalam keterpaduan jaringan kerja.
Lembaga pendidikan perlu melakukan peningkatan mutu untuk mewujudkan kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Zamroni (2007:2) mengatakan, peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.
Sedangkan menurut Juran yang dikutip oleh Daulat P. Tampubolon (2001:115) bahwa terdapat tiga fungsi manajemen mutu, yaitu (a) perencanaan mutu, (b) pengendalian mutu, serta (c) peningkatan mutu.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya mengembangkan serta memperbaiki berbagai kondisi yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih baik, dalam rangka mencapai dan menciptakan pendidikan bermutu. Salah satu cara dalam guna peningkatan mutu pendidikan adalah dengan melaksanakan penjaminan mutu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan melalui penyelenggaraan tridharma pendidikan.
Menurut Usman (2009:521), Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang diterapkan di dalam sistem manajemen mutu untuk meyakinkan bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu.Agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap dapat terkontrol, maka penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan memerlukan standar mutu yang dilakukan dalam satu prosedur tata kerja, serta strategi yang jelas, dan dilakukan secara berkelanjutan. Pembakuan mutu secara internasional dilakukan oleh suatu lembaga yang bernama International Organization for Standarization atau ISO. Penerapan ISO 9001:2008 dalam pendidikan disesuaikan dengan filosofi yang mendasari ISO 9001, bahwa mutu sekolah termasuk pada bagian dari sistem manajemen yang dilakukan sekolah. Dengan penerapan ISO, diharapkan mampu memberikan jaminan mutu bahwa sistem manajemen dan kinerja sekolah dapat berjalan lebih optimal.
Lembaga penyelenggara pen-didikan menjadi pilar penting dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu, maka sekolah harus memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh sumber dayanya, serta menentukan strategi yang tepat dalam penyelenggaraan pendidikan guna meningkatkan mutu pendidikan.
Graham Hubbard (2000:14) mendefinisikan strategi sebagai Those decisions which have high medium-term to long-term impact on the activities of the organizations, including the implementation of those decisions, to create value for customers and key stakeholders and to outperform competitors. (Keputusan-keputusan yang memiliki dampak jangka menengah hingga jangka panjang yang tinggi pada kegiatan organisasi, termasuk pelaksanaan keputusan, untuk menciptakan nilai bagi para pelanggan stakeholders utama dan mengungguli pesaing.) Dapat dikatakan bahwa strategi adalah suatu cara yang dibuat atau disusun yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.
Penerapan strategi di dalam pendidikan dilakukan untuk mengefektifkan pendayaan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan pendidikan serta mewujudkan visi organisasi atau lembaga pendidikan melalui misi.
Menurut Fattah (2012:8), strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan dalam melakukan penjaminan mutu dalam menilai kualitas proses (Process Quality) dan kualitas hasil (Product Quality).
Strategi dapat disusun berdasarkan estimasi waktu yang ditentukan oleh lembaga pendidikan terkait, maka strategi dapat disusun untuk jangka pendek serta jangka panjang.
Strategi jangka pendek memiliki estimasi waktu selama kurang lebih 5 tahun, dimana strategi difokuskan pada standar isi, proses, kompetensi lulusan, dan penilaian akademik. Sedangkan strategi jangka panjang memiliki estimasi waktu selama kurang lebih 15 tahun, dimana penyusunan strategi difokuskan pada semua aspek dalam penyelenggaraan pendidikan, penge-lolaan, dan standar-standar lainnya.
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah badan standarisasi internasional yang menangani masalah standarisasi untuk barang dan jasa. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan stan-darisasi dan kegiatan terkait lainnya untuk membantu perdagangan internasional, dan pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi.
Pelaksanaan sertifikasi ISO pada suatu lembaga pendidikan didapatkan melalui proses yang harus dilalui oleh sekolah serta pihak pemberi sertifikat guna memantau apakah lembaga pendidkan terkait benar-benar melaksanakan pendidikan sesuai dengan standar dan ketetapan ISO. Seperti yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz mengenai langkah-langkah implementasi ISO bagi sekolah, diantaranya:
1) Memperoleh komitmen dari manajemen puncak.
2) Membentuk Komite Pengarah (Steering Committee) atau Koordinator ISO, guna memantau proses agar sesuai dengan persyaratan standar dalam SMM ISO 9001:2008.
3) Mempelajari persyaratan standar SMM ISO 9001:2008.
4) Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi
5) Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).
6) Identifikasi kebijakan kualitas, prosedur-prosedur, dan instruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen tertulis.
7) Implementasi SMM ISO 9001:2008.
8) Memulai audit sistem manajemen mutu perusahaan.
9) Memilih Registar, manajemen perlu memilih registar untuk mulai melakukan penilaian.
10) Registrasi. Jika sekolah dinyatakan lulus dalam penilaian, kepada organisasi itu akan diberikan sertifikat ISO 9001:2008. Masa berlaku sertifikat ISO 9001:2008 pada umumnya adalah tiga tahun.
Dengan penerapan standar ISO, hal ini dapat merujuk ke arah perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik, terutama dalam rangka peningkatan mutu sekolah.
Metode Penelitian
Penelitian tentang Strategi Peningkatan Mutu dan Penjaminan Mutu Pendidikan Melalui ISO 9001:2008 di SMA Negeri 2 Bogor ini menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri. Data-data terkait peningkatan mutu dan penjaminan mutu pendidikan kemudian dikumpulkan, dideskripsikan berdasarkan bahasa, pandangan, serta cara berpikir subyek penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Strategi peningkatan mutu pendidikan di SMAN 2 Bogor dilaksakan dalam beberapa tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Tahap perencanaan mengacu pada visi dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, juga meliputi analisa kebutuhan serta penetapan program dan tujuan. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan program sebagai bentuk realisasi perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya. pelaksanaan juga diawasi oleh pihak tertentu, seperti kepala sekolah serta pihak dari dinas pendidikan. Sedangkan evaluasi adalah tahap yang menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya guna penyempurnaan mutu pelaksanaan pendidikan di SMAN 2 Bogor.
Sedangkan strategi penjaminan mutu pendidikan di SMAN 2 Bogor diawali dengan penentuan standar berdasarkan pada kebutuhan pelanggan juga mengacu pada undang-undang serta ketetapan dari pemerintah baik pusat maupun daerah, yang kemudian disesuaikan kembali dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Setelah penetapan standar, kemudian dilakukan perencanaan hingga pada tahap pengimplementasian oleh seluruh pihak sekolah. Pada tahap implemetasi tidak luput dari monitoring, agar pencegahan kesalahan dapat dideteksi sedini mungkin untuk meminimalisir terjadinya kesalahan yang fatal. Setelah tahap pelaksanaan, barulah program dievaluasi serta dianalisis sumber dan penyebab terjadinya kekurangan ataupun kesalahan. Setelah teridentifikasi, munculah satu keputusan baru apakan program dapat terur berjalan ataukah harus dihentikan. Rumusan inilah yang menandakan adanya pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan. Seluruh pelaksanaan penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan dilakukan untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Selanjutnya pelaksanaan ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor fokus pada efektivitas proses administrasi dengan pilar utama pola berpikir PDCA (Plan, Do, Check, Action), dimana dalam setiap proses melakukan perencanaan yang matang, im-plementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.
Hasil temuan di lapangan bahwa penerapan ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor telah berjalan cukup efektif dengan menerapkan prinsip PDCA, serta mengacu pada delapan prinsip manajemen mutu yang dijalankan saling kait mengkait dan sesuai dengan klausul-klausul ISO itu sendiri. Beberapa hal dapat yang diperhatikan dalam implementasi tersebut, yaitu adanya audit internal yang di-laksanakan setiap 6 bulan sekali, serta audit eksternal yang dilakukan selama setahun sekali yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ditingkat pimpinan puncak demi dilakukan perbaikan lebih lanjut dalam upaya peningkatan mutu guna memenuhi kepuasan pelanggan.
Beberapa hal lain yang terlihat dari hasil pelaksanaan implementasi ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor diantaranya:
- Produktivitas kegiatan belajar mengajar, dimana mata pelajaran dengan jumlah pertemuan tatap muka sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, bahan ajar yang tersedia, silabus pembelajaran, serta persentase guru yang hadir sesuai dengan standar pertemuan yang telah ditetapkan sehingga ini berdampak juga dengan kompetensi yang dihasilkan siswa.
- Persentase kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan yang cukup tinggi yaitu mencapai 70% berlatar belakang pendidikan S2.
- Persentase angka kelulusan yang tinggi yaitu mencapai 100% setiap tahunya.
- Ketersediaan dokumen pelaksanaan sistem mutu. Penerapan serta pendokumentasian sistem manajemen mutu dilakukan secara konsisten, sehingga mudah dicari dan disajikan ketika dibutuhkan, terutama untuk melihat urutan kronologis proses dan bagian yang mengerjakannya, sehingga ketika ada masalah mudah diketahui dan dengan cepat diatasi atau dicari solusinya. Kemudahan ini dapat menghindari saling lepas tanggungjawab, serta memudahkan peneliti dalam melaksanakan studi dokumentasi.
- Mutu Jasa, proses yang terekam dan terdokumentasi dengan teratur dan konsisten sehingga kualitas jasa yang dihasilkan akan menjadi lebih baik dan terkendali demi mengurangi tingkat kesalahan dan ketidaktepatan dari jasa yang dihasilkan.
- Keluhan Pelanggan, memberikan kepuasan kepada siswa dan stakeholders lainnya bila ada keluhan atas ketidakpuasan dalam penyelenggaraan proses pendidikan.
Namun, berdasarkan hasil yang didapatkan peneliti di lapangan bahwa, semenjak dikeluarkannya keputusan MK yang menghapus RSBI pada 8 Januari 2013 lalu, membuat pihak sekolah juga mengambil keputusan untuk tidak lagi melakukan audit eksternal yang dilakukan oleh lembaga ISO. SMAN 2 Bogor telah menerapkan ISO 9001:2008 sejak 2010 dan sudah dua kali melaksanakan audit eksternal. Hal ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001;2008 adalah sebagai salah satu bentuk pemenuhan kebijakan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kemendikbud dimana bagi sekolah penyelenggara RSBI dalam sistem pengelolaanya harus mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008. Namun semenjak RSBI dihapuskan, maka sekolahpun tidak diwajibkan untuk melaksanakan sistem manajemen mutu ISO. Sedangkan pertimbangan lainnya adalah, pengeluaran yang dikeluarkan oleh sekolah selama pelaksanaan ISO dirasa cukup memberatkan. Namun, pihak sekolah mengatakan, komitmen serta budaya mutu yang telah tumbuh di sekolah serta para warga sekolah menjadikan sekolah akan tetap ada, sehingga sekolah akan terus berupaya meningkatkan mutu pendidikannya walau tanpa adanya sistem manajemen mutu ISO.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data yang dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan di SMAN 2 Bogor mengacu pada beberapa dasar hukum, seperti Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas nomor 63 tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, serta Standar Mutu yang diadopsi dan diadaptasi dari Standar Internasional yaitu ISO 9001:2008.
- Strategi peningkatan mutu dan penjaminan mutu pendidikan di SMAN 2 Bogor dilakukan dengan cara menekankan pada proses (the process oriented strategy), seluruh proses dilakukan secara bertahap yang ditentukan berdasarkan skala prioritas.
- Pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 yang dilakukan oleh SMAN 2 Bogor bertujuan untuk membangun komitmen dan budaya mutu bagi warga sekolah, memperjelas dan mempertegas pembagian tugas, tanggung jawab, serta wewenang dalam pelaksanaan pendidikan terutama tertib administrasi, menjadikan pencapaian visi dan tujuan sekolah agar lebih sistematis, efektif, dan efisien.
- Proses pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor dilakukan melalui beberapa tahap. Pelaksanaan ISO 9001:2008 fokus pada efektivitas proses administrasi dengan pilar utama pola berpikir PDCA (Plan, Do, Check, Action), dimana dalam setiap proses melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.
- Latar belakang penetapan standar ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor adalah agar ada prosedur operasional tiap-tiap bagian, dalam mencapai tujuan atau target yang telah ditetapkan, adanya rambu-rambu, langkah yang jelas dan sistematis sesuai dengan ketetapan dan standar yang ditetentukan dan disepakati bersama, sehingga pelaksanaan dan pencapaiannya akan lebih jelas mana langkah yang harus dilakukan lebih dahulu, kemana arah dan tujuan yang ingin dicapai, serta menghindari adanya tumpang tindih atau ketidakjelasan pekerjaan di suatu bidang.
- Faktor pendukung yang berpengaruh terhadap keber-langsungan pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor diantaranya adanya dana penunjang pelaksanaan ISO, adanya kerja sama yang baik dari seluruh warga sekolah baik internal maupun eksternal,
- Faktor penghambat dalam pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor diantaranya biaya pengeluaran yang dirasa cukup besar selama proses penerapan ISO 9001:2008, menyamakan persepsi bagi warga sekolah dalam memahami dan menumbuhkan komitmen dan budaya mutu, kesulitan beberapa guru dalam memanaj waktu antara melaksanakan ISO dengan mengajar,
- Cara sekolah mengatasi faktor penghambat pelaksanaan peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan melalui ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor dilakukan dengan saling berkoordinasi baik dengan pihak internal maupun dengan meminta bantuan pada pihak eksternal sekolah guna mencari upaya atau solusi alternatif penyelesaian faktor penghambat yang ada.
Penerapan ISO 9001:2008 di SMAN 2 Bogor berimplikasi pada berbagai pihak, terutama masyarakat selaku pelanggan yang telah menaruh kepercayaan akan mutu pendidikan yang diberikan pada peserta didiknya. Begitu pula dengan adanya keputusan untuk tidak kembali melakukan audit eksternal guna memperpanjang sertifikasi ISO 9001:2008. Hal ini menjadi pertanyaan, apa bentuk penjaminan mutu yang diberikan pihak sekolah kepada masyarakat selaku pelanggan? Hal ini dikhawatirkan juga akan berimplikasi pada pandangan masyarakat akan mutu sekolah yang tidak sesuai dengan dengan harapan dan keinginan mereka.
Seyogyanya, peningkatan dan penjaminan mutu dilakukan oleh sekolah demi mencapai tujuan serta misi sekolah dalam menciptakan pendidikan dan peserta didik yang bermutu. Maka diharapkan komitmen serta budaya mutu yang telah tumbuh sebelumnya tidak hilang, dan sekolah akan selalu berupaya meningkatkan mutu pendidikan, terutama kepada kepada kepala sekolah sebagai kunci pelaksana sistem manajemen di sekolah agar senantiasa menekankan pentingnya penigkatan mutu pendidikan dalam proses perencanaan pengembangan sekolah, juga pemerintah sebagai pemegang kewenangan tertinggi serta pembuat kebijakan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Graham, Hubbard. (Australia: Pearson Education, 2000). Strategic Management. Australia: Pearson Education, 2000.
Nawawi, H. Handari. Manajemen Stratejik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sagala, Syaiful. Manajemen Stratejik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007.
Salis, Edward. Total Quality Management in Education. Jogjakarta: IRCisoD, 2012.
Satori, H Jam’an “Sisten Peningkatan dan Penjaminan Mutu Pendidikan” (http://gurupembaharu.com/home/sistem-penjaminan-dan-peningkatan-mutu-pendidikan/) Diakses pada 7 April 2013 pukul 08.46 AM
Tampubolon, Daulat P. Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
Tjiptono, Fandy. Manajemen Strategis. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2004.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SIstem Pendidikan NasionalUndang
Usman, Husaini. Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
W, Sanjaya. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.
Wheelen, J. D. Hunger dan Thomas L. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Penerbit Andi, , 2001.
Zamroni. Meningkatkan Mutu Sekolah. Jakarta: PSAP Muhamadiyah, 2007.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Internasional_untuk_Standardisasi)Diakses pada 14 April 2013 pukul 13.12 WIB