MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMK NEGERI 1 JAKARTA PUSAT (2015)
Nurlaillia, Wukir Ragil* Suryadi*
*Doesn Pembimbing
Manajemen Pendidikan FIP UNJ
Illanurlaillia@gmail.com
ABSTRACT
This research was carried out in Vocational High School (SMK) District 1 Central Jakarta, aiming to analyze the management of educational facilities and infrastructure such as planning, utilization, and maintenance. The approach used was qualitative descriptive and method approach. Data collection was done through interviews, observation or observation, and study the documentation. Based on the results of the study found that the planning is done at SMK Negeri 1 Jakarta through the evaluation process to see a list of inventory and report the state of infrastructure, the evaluation results in the analysis of the needs analysis and the results of the needs analysis will be used for the manufacture of a work program consideration. Facilities and infrastructure are also used for students to develop themselves in extracurricular activities and activities O2SN. Maintenance at Vocational High School (SMK) District 1 Central Jakarta, conducted regularly and preventive. There is specialized officer in the maintenance , the officer of maintenance called toolman.
Keywords: Management, Educational facility and Infrastructure
Pendahuluan
Dengan adanya sarana dan prasarana yang di kelola dengan baik, maka hal itu dapat membantu saat proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Jakarta Pusat ini di berikan langsung oleh pemerintah dengan prosedur sesuai dengan permintaan sekolah. Prasarana di SMKN 1 Jakarta Pusat sangat beragam, namun ada beberapa sarana dan prasarana yang belum tercukupi sehingga sekolah harus menangani masalah kekurangan sarana dan prasarana dan juga sekolah memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada secara optimal. SMKN 1 Jakarta Pusat memiliki enam jurusan teknik yang membutuhkan sarana dan prasarana yang berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlianya, maka dari itu sekolah harus dapat merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana dengan baik agar sarana dan prasarana dapat tercukupi sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efesien. Di SMKN 1 Jakata Pusat memiliki banyak sarana berupa mesin-mesin yang membutuhkan pemeliharaan khusus dan menjadi tanggung jawab sekolah dalam pemeliharaannya agar mesin-mesin tersebut selalu dalam keadaan baik dan siap pakai untuk menunjang proses pembelajaran. Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertaik untuk melakukan penelitian mengenai manajemen sarana dan prasarana yang ada di SMKN 1 Jakarta Pusat.
Fokus penelitian yang dikaji adalah Manajemen Sarana dan Prasarana di SMKN 1 Jakarta Pusat. Ada pun sub fokus dalam penelitian ini adalah perencanaan sarana dan prasarana, pemanfaatan sarana dan prasarana, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perencanaan sarana dan prasarana di SMKN 1 Jakarta Pusat. (2) Mengetahui pemanfaatan sarana dan prasarana di SMKN 2 Jakarta Pusat. (3) Mengetahui pemeliharaan sarana dan prasarana di SMKN 1 Jakarta Pusat
Kajian Teori
Pengertian maanjemen menurut Daft (2008:7) Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources. Sedangkan menurut Kast dan Rosenzweig dalam Sugiyono (2013:15) Management is a process of planning, organizing, and controlling activities. Management involve the coordination of human and materials resources toward objective accomplishment. Erni dan Kurniawan (2010:6) juga berpendapat bahwa manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Mondy dan Premeaux (1995:5) menjelaskan management is the process of getting things done through the efforts of the people. This often involves the allocation and control of money and physical resources.
Menurut Mulyasa (2004:49) Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran. Arikunto dalam Arum (2007:6) mengatakan bahwa sarana pendidikan ialah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efesien. Arum (2007:6) dalam bukunya menjelaskan sarana pendidikan adalah semua peralatan atau fasilitas yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai.
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang (1989:135) menjelaskan bahwa prasarana merupakan semua komponen yang secara tidak langsung menunjang jalannua proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah. Arum (2007:7) mendefinisikan prasarana adalah alat yang tidak langsung digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan Mulyasa (2004:49), berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah,tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi (2009:170), manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan prasarana dan perlengkapan yang dugunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tercapai secara efektif dan efesien. Rohiat (2012:26) juga berpendapat bahwa manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Bafadal (2004:5) menyebutkan secara rinci tujuan manajemen sarana dan prasaranaa sebagai berikut: (1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengaraan yang hati-hati dan saksama.. (2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efesien. (3) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
Bafadal (2004:5-6) menyebutkan prinsip-prinsip agar tujuan manajemen sarana dan prasarana dapat tercapai dengan maksimal, yaitu: (1) prinsip pencapaian tujuan, (2) pronsip efesiensi, (3) prinsip administratif, (4) prinsip kejelasan tanggung jawab, dan (5) prinsip kekohesifan.
Ditinjau dari jenisnya, sarana dan prasarana pendidikan menurut Gunawan (2011:115) sebagai berikut: (1) fisik atau material, (2) non fisik. Arikunto (1993:82-83) juga mengelompokkan tiga jenis sarana pendidikan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) Alat pelajaran. (2) Alat Peraga. (3) Media pendidikan.
Menurut Bafadal (2004:7) proses manajemen perlengkapan sekolah adalah sebagai berikut: (1) pengadaan, (2) pendistribusian, (3) penggunaan dan pemeliharaan, (4) inventarisasi, dan (5) penghapusan. Sedangkan menurut Gunawan (2011:116) , secara kronologis operasional kegiatan manajemen sarana dan prasarana melalui: (1) perencanaan pengadaan barang, (2) prakualifikasi rekanan, (3) pengadaan barang, (4) penyimpanan, inventarisasi, penyaluran, (5) pemeliharaan, rehabilitasi, (6) penghapusan dan penyingkiran, dan (7) pengendalian. Arum (2007:18-189) juga menjelaskan bahwa kegiatan manajemen sarana dan prasarana pendidikan terdiri dari: (1) perencanaan, (2) pengadaan, (3) penyimpanan, (4) inventarisasi, (5) pemeliharaan, (6) penataan, (7) penggunaan dan pembuatan, (8) penghapusan, (9) pengawasan dan pengendalian, (10) prakualifikasi rekanan.
Sondang P. Siagian dalam Arum (2007:20) mengemukakan perencanaan merupakan keseluruhan perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Menurut Bafadal (2004:27), perencanaan sarana dan prasarana di sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) perencanaan sarana dan prasarana harus betul-betul merupakan proses intelektual (2) perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensip mengenai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya, serta prediksi populasi di sekolah. (3) perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran, dan (4) visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.
Menurut Kemp dan Dayton dalam Arum (2007:140-143) menjelaskan manfaat media dalam proses pembelajaran yaitu: (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkat, (6) proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, (7) sikap positif siswa terhadap belajar maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, dan (8) peran guru dapat berubah kearah yang lebih baik.
Arum (2007:105) menjelaskan bahwa pemeliharaan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Direktorat Jendral Tenaga Kependidikan (2007:31-32) pemeliharaan sarana dan prasarana memiliki tujuan sebagai: (1) Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. (2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. (3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan teratur. (4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Peneliti memperoleh data berdasarkan hasil wawancara, observasi lapangan dan juga dengan melakukan analisis dokumentasi.
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Jakarta Pusat, Jalan Budi Utomo Bo.7, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Dalam pemilihan tempat penelitian ini didasarkan beberapa pertimbangan antara lain SMKN 1 Jakarta Pusat ini merupakan SMK yang sudah dikenal berkualitas dengan banyaknya prestasi yang didapatkan dan sekolah teknik yang tergolong paling tua diantara sekolah yang ada di Jakarta. Penelitian dilakukan pada tanggal 16 Januari 2015 sampai dengan 25 Juni 2015.
Narasumber utama adalah Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, dengan tambahannya ialah Staf Sarana dan Prasarna, Tim Pemeliharaan, Kepala Program Keahlian, dan peserta didik. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek peneltian seperti: sejarah, profil, visi, misi, dan tujuan sekolah.
Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai objek penelitian yaitu manajemen sarana dan prasarana di SMKN 1 Jakarta Pusat. Peniliti juga melakukan observasi dengan melibatkan diri bersama-sama orang yang diteliti. Peneliti melakukan pengamatan keadaan atau kondisi sarana dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Jakarta yang memungkinkan peneliti mendapatkan informasi dengan membuat catatan lapangan mengenai apa yang terjadi dan diamati peneliti. Peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan mengadakan pertemuan dengan informan dan melakukan komunikasi dua arah dengan memberikan pertanyaan-pertayaan yang sesuai dengan fokus penelitian dan terdapat pada pedoman wawancara secara terstruktur. Wawancara dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, dengan tambahannya ialah staf sarana dan prasarana, tim pemeliharaan, kepala program keahlian teknik instalasi tenaga listrik, dan peserta didik. Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen. Dokumen tersubut berupa dokumen tertulis, dokumen gambar, dan lain sebagaiya. Dokumen itu adalah yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu perencanaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana di SMKN 1 Jakarta Pusat.
Selajutnya data tersebut dianalisis dengan teknik anallisis data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif. Peneliti melakukan reduksi data yaitu penyederhanaan, pengabstrakan data transformasi data kasar mengenai sub fokus penelitian yakni perencanaan sarana dan prasarana, pemanfaatan sarana dan prasarana, dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut dilakukan untuk menyelaraskan data dengan masalah atau fokus yang dilakukan secara selektif. Selanjutnya peneliti mengorganisasikan seperangkat hasil reduksi data ke dalam bentuk display data, sehingga informasi yang dapat terlihat scara total dan utuh. Informasi tersebut disusun dalam bentuk narasi, tabel, gambar, dan matik sehingga memudahkan dalam menafsirkan dan penarikan kesimpulan. Peneliti melakukan penarikan kesimpulan upaya untuk mencari makna dari data yang sudah didapatkan sesuai dengan subfokus penelitian dengan mencari pola, hubungan persamaan dan intisari penelitian. Kesimpulan ini merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian. Dalam penarikan kesimpulan dilakukan peninjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mempertimbangkan kembali temuan selama penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Perencanaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jakarta diawali dengan melakukan evaluasi sarana dan prasarana yang ada. Evaluasi dilakukan dengan melihat ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana. Kepala program keahlian melakukan evaluasi di setiap program keahliannya masing-masing dan di laporkan kepada wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Pimpinan unit kerja juga melaporkan kondisi sarana dan prasarana kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan prasarana. Sedangkan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana melakukan evaluasi keseluruhan sarana dan prasarana di sekolah dengan melihat daftar inventaris yang didapatkan dari kepala program keahlian dan pimpinan unit kerja. Evaluasi dilakukan pada akhir semester yaitu di bulan Juni. Dari hasil evaluasi itu dapat mengetahui ketersediaan melalui daftar inventarisasi dan kondisi sarana dan prasarana mana yang dapat diperbaiki, ditambah, diganti, bahkan dihapuskan. Hasil evaluasi tersebut lalu dijadikan bahan untuk pertimbangan analisis kebutuhan, melihat mana yang menjadi prioritas atau yang paling dibutuhkan untuk kegiatan yang berkaitan langsung dengan pembelajaran maupun tidak.
Setelah selesai mengevaluasi, kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan. Kepala program keahlian mengajukan kebutuhan bahan ajar setiap tahunnya berupa material untuk bahan praktek ke Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana dalam bentuk proposal. Untuk guru pelajaran normatif dan adaptif dapat langsung melaporkan kondisi dan pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana langsung ke wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, sedangkan untuk guru produktif atau guru kompetensi keahlian melaporkan ke kepala program keahlian masing-masing. Kemudian pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana tersebut dianalisis oleh kepala sekolah bidang sarana dan prasarana dan kepala sekolah. Analisis dilakukan dengan melakukan seleksi menurut skala prioritas terhadap sarana dan prasarana yang paling dibutuhkan.
Hasil analisis tersebut akan menjadi bahan untuk merencankan program kerja seperti program pengadaan maupun program pemeliharaan sarana dan prasarana. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah membuat tim program pengadaan dan program pemeliharaan. Setiap kepala program keahlian diwajibkan untuk membuat program pemeliharaan khusus untuk pemeliharaan yang berkaitan dengan sarana yang ada di program keahliannya masing-masing.
Perencanaaan sarana dan prasarana dilaksanakan saat awal tahun pembelajaran, yaitu untuk periode bulan Juli sampai bulan Juni. Dalam melakukan perencanaan sarana dan prasarana melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, kepala TU, dan kepala program keahllian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalalah memprioritaskan kebutuhan dan tingkat kepentingannya, anggaran atau biaya yang dibutuhkan. Dalam melakukan perencanaan perlu melihat keterjangkauan anggaran atau biaya yang dibutuhkan. Untuk pengajuan barang sekolah melakukan pengajuan ke deriktorat jika akan mempergunakan dana APBN, sedangkan ke pemerintah daerah jika mempergunakan dana APBD.
Dalam proses perencanaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jakarta memiliki kendala pada saat evaluasi. Karena sekolah memiliki lahan yang luas dan ruangan yang banyak mengharuskan pihak yang terlibat dalam perencanaan harus mengelilingi sekolah untuk melakukan pengecekan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana yang ada. Sedangkan pihak yang terlibat dalam perencanaan memiliki dua pekerjaan atau tanggung jawab. Terdapat kendala lain dalam perencanaan yaitu tidak semua permintaan pengajuan penambahan alat dipenuhi. Hal itu dapat mengganggu proses pembelajaran, karena alat yang dibutuhkan adalah alat yang berkaitan dengan kegiatan praktek siswa. Namun pihak sekolah berusaha untuk mengusulkan pengadaan peralatan tersebut duitahun berikutnya.
Pemanfaatan sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jakarta sudah dilakukan dengan baik, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sehingga sarana dan prasarana dapat digunakan seefektif dan seefesien mungkin. Guru-guru sudah menggunakan sarana dan prasarana untuk setiap kegiatan pembelajaran berupa media pembelajara. Pemanfaatan tidak hanya dilakukan untuk kegiatan pembelajaran, namun juga untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan membantu siswa dalam mengembangkan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler. Sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 sudah sangat memadai.
Setiap program keahlian memiliki ruang praktek tersendiri dan alat-alat telah dikelompokkan sesuai dengan kegunaannya. Meskipun terdapat sarana dan prasarana yang dibutuhkan sama dengan program keahlian lain, alat tersebut dibedakan dan terdapat disetiap program keahlian. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pengontrolan karena guru kompetensi disetiap program keahlian berbeda. Sekolah memiliki ruangan-ruangan berdasarkan fungsinya. Untuk proses pembelajaran, para siswa belajar diruang teori atau lab untuk pelajaran normatif dan adaptif. Hampir semua setiap mata pelajaran normatif dan adaptif memiliki ruang belajar maupun ruang praktek sendiri. Oleh karena itu SMK Negeri 1 menggunakan sistem moving class.dengan menggunakan sistem moving class akan membuat para siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Untuk penggunaan alat yang dipinjam harus menggunakan surat permohonan pinjaman dan mengikuti prosedur peminjaman. Adapun prosedur penggunaan sarana dan prasarana yang terdapat dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) Penggunaan Sarana dan Prasarana di SMKN 1 Jakarta, yaitu: (1). Calon pengguna sarana dan prasarana mengajukan surat permohonan izin penggunaan sarana dan prasarana yang berisi tentang data calon pengguna, kegiatan yang akan dilakukan serta waktu dan tempat yang digunakan. (2). Apabila kegiatan tidak mengganggu KBM dan ketertiban di lingkungan SMKN 1 jakarta, maka Waka Sarpras akan memberikan surat persetujuan tentang kegiatan yang akan dilakukan. (3). Apabila kegiatan yang disetujui bukan kegiatan KBM dan dilakukan oleh pihak luar (bukan guru dan karyawan SMKN 1 Jakarta) maka pihak luar tersebut harus mengisi surat kerja sama terleih dahulu. (4). Apabila keadaan mendesak atau diperlukan, Waka Sarpras atau Kepala TU dapat memerintah lagsung untuk menyiapkan sarana dan praarana yang diperlukan dan personil yang ditunjuk. SMK Negeri 1 Jakarta sering dimanfaatkan untuk acara-acara pertemuan rapat kepala sekolah dan kegiatan O2SN tiap tahunnya.
Pada proses pembelajaran praktek di bengkel, para siswa praktek menggunakan alat yang ada di bengkel program keahlian masing-masing. Sebelum melaksanakan kegiatan praktek guru dan siswa harus mengikuti instruksi kerja penggunaan alat di bengkel program keahlian. Penggunaan alat tersebut disesuaikan dengan penentuan materi/job praktek yang ditentukan oleh guru program keahlian. Sebelum menggunakan alat tersebut siswa harus mengisi formulir peminjaman alat yang disetujui oleh guru. Selanjutnya siswa melakukan pengecekan alat tersebut yang disaksikan oleh toolman. Setelah selesai menggunakan alat, siswa melakukan perawatan alat dan melakukan pengecekan alat disaksikan oleh toolman. Kemudian toolman mengembalikan alat tersebut ke tempat penyimpanan/lemari.
Sekolah juga memiki kendala pada pemanfaatan sarana dan prasarana. Kendala dalam pemanfaatan tersebut adalah ketika sekolah mendapatkan alat atau mesin baru yang canggih dari dinas namun guru belum menguasai atau belum paham cara mengopreasikan alat tersebut. Sehingga alat tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh sekolah.
Pemeliharaan di SMK Negeri 1 Jakarta terdiri dari dua aspek, yaitu aspek gedung dan aspek mekanik. Pemeliharaan sarana dan prasarana bertujuan agar pelaksanaan proses pendidikan yang ada di lingkungan sekolah berlangsung dengan baik. Khusus untuk pemeliharaan gedung, sekolah tidak boleh merenofasi karena gedung sekolah termasuk cagar budaya. Namun sekolah diperbolehkan membangun bangunan baru disekitar gedung utama. Pihak sekolah melakukan pengcatan gedung satu tahun sekali saat tahun pembelajaran baru akan dimulai,
Pemeliharaan di SMK Negeri 1 Jakarta sebagian besar dilakukan oleh karyawan, seperti kerusakan pada komputer dan mesin-mesin yang ada di ruang praktek.Tetapi untuk pemeliharaan AC pihak sekolah mendatangkan tenaga ahli dari luar.Pemeliharaan AC dilakukan rutin, yaitu setiap tiga bulan sekali.SMK Negeri 1 Jakarta memiliki enam petugas kebersihan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan, lima untuk pemeliharaan ruangan karena ruangan yang ada di sekolah cukup banyak dan satu orang khusus untuk pemeliharaan taman dan pekarangan sekolah. Apabila ruangan masih kotor guru langsung menegur petugas kebersihan, namun jika masih berulang guru dapat melaporkan secara tertulis dengan mengisi form pengaduan kebersihan ruangan kepada wakil sarana dan prasarana. Pemeliharaan sehari-hari yang dilakukan di SMK Negeri 1 Jakarta sebelum atau sesudah memakai sarana dan prasarana dengan selalu menjaga kebersihan. Penjadwalan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan pada saat keadaan ruangan kosong atau sedang tidak digunakan, sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.
Hasil pengamatan kondisi sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 1 Jakarta terdapat beberapa sarana dan prasarana yang terlihat kurang pemeliharaannya seperti kipas angin dan meja yang ada di ruang lobby berdebu. Hal itu mungkin disebabkan karena ruang lobby selalu terbuka dan lahan parkir tetap berada di depannya sehingga debu atau polusi dengan mudah masuk ruangan. Taman yang berada di tengah gedung utama sekolah terlihat sangat bersih dan tertata, namun untuk tanam khusus tanaman obat yang berada di dekat kantin terlihat tidak terawat. Terdapat tanaman yang sudah layu dan mati di taman tanaman obat.
Dalam pemeliharaan wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana bertanggung jawab atas pemeliharaan segala fasilitas yang ada SMK Negeri 1 Jakarta.Ketua program keahlian bertanggung jawab atas pemeliharaan kebersihan lingkungan bengkel dan guru bidang studi keahlian bertanggung jawab atas pemeliharaan kebersihan lingkungan bengkel pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Untuk pemelliharaan di bengkel atau ruang praktek program keahlian khusus dilakukan rutin setiap selesai melakukan kegiatanh praktek. Disetiap peralatan juga terdapat kartu perawatan sehingga dapat mempermudah pengecekkan kondisi alat. Untuk beberapa peralatan mesin-mesin yang ada di bengkel atau ruang praktek memiliki cara pemeliharaannya sendiri ditentukan oleh pabrik yang menggunakan, biasanya tertera dalam buku panduan penggunaan barang atau tertera dalam sticker yang ada di alat tersebut. Terdapat petugas khusus pemeliharaan disetiap bengkel program keahlian. Petugas pemeliharaan tersebut disebut dengan toolman. Toolman bertanggung jawab untuk melakukan pengecekkan dan perawatan alat di bengkel program keahlian. Karena SMK Nergeri 1 Jakarta memiliki 6 Program Keahlian seharusnya memiliki 6 toolman, namun untuk toolman Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Batu dan Beton digabung menjadi satu. Untuk Teknik Konstruksi Batu dan Beton sementara ruang prakteknya digabung dengan Teknik Gambar Bangunan, karena merupakan program keahlian yang baru memiliki siswa satu tahun pelajaran. Tugas dan tanggung jawab toolman dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Mengadministrasikan alat bahan di bengkel/ruang praktek, (2) Berkoordinasi dengan Ketua Program Keahlian dalam hal penggunaan alat dan bahan di bengkel/ruang praktek, (3) Mengatur lay out alat dan bahan di bengkel/ruang praktek, (4) Bertanggung jawab terhadap Maintenance and Repair di bengkel/ruang praktek, (5) Bertanggung jawab terhadap kebersihan ruangan di bengkel/ruang praktek, (6) Mendata dan melakukan administrasi terhadap peralatan baru, (7) Melaporkan kondisi alat dan bahan di bengkel/ruang praktek, dan (8) Membantu menyiapkan alat dan bahan serta ruangan dalam proses pembelajaran di bengkel/ruang praktek. Toolman juga memiliki wewenang untuk bertanggung jawab pada kondisi semua peralatan bidang mesin serta lingkungan.
Prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana terdapat dalam Standar Operasional Prosedur Kebersihan Lingkungan Kerja. Prosedur tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Pimpinan Unit Kerja (PUK) melakukan inventarisasi pemeliharaan kebersihan lingkungan di unit kerja dan melaporkannya kepada Waka Sarpras, (2) Waka Sarpras merekapitulasi laporan dari setiap unit kerja dan melakukan peninjauan, (3) Waka Sarpras mengajukan usulan pemeliharaan kebersihan lingkungan kepada kepala sekolah, (4) Kepala Sekolah bersama-sama Waka Sarptas menetapkan pembagian kapling pemeliharaan lingkungan sekolah, (5) Pemeliharaan kebersihan lingkungan dikoordinir oleh tim pemeliharaan lingkungan sekolah dan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah, (6) Apabila terjadi penyimpangan pelaksanaan pemeliharaa lingkungan, Waka Sarpras menindak lanjuti laporan tersebut bersama pimpinan unit kerja, dan (7) Waka Sarpras dan Pimpinan unit kerja mengatur pemeliharaan kebersihan lingkungan pada setiap unit kerja.
Adapun kendala dalam peksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yaitu, adanya miss komunikasi antara guru dan pihak atau tim pemelihara. Guru sangat membutuhkan peralatan untuk kegiatan praktek tetapi alat tersebut dalam kondisi kurang baik dan tim pemeliharaan belum bisa memperbaikinya. Kendala yang kedua adalah ketersediaan biaya untuk memperbaiki alat tersebut. Saat ini Pemerintah DKI Jakarta sedang bermasalah dalam keuangan, sehingga dana APBD untuk sekolah atau yang disebut dengan BOP belum cair. Hal tersebut menghambat pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah. Kendala ketiga yaitu waktu pelaksanaannya yang bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu jadwal pemeliharaan harus benar-benar diatur agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran, sehingga guru dapat maksimal mengajar siswanya dan kompetensi yang harus dimiliki perhari yang tertera dalam RPP itu tercapai.
Berdasarkan temuan umum yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, selanjutnya peneliti melakukan analisis penyesuaian dengan teori yang relevan. Perencanaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SMK Negeri 1 Jakartan dilakukan dengan matang melalui proses analisis kebutuhan yang dilanjutkan dengan menyusun program sarana prasarana baik program pengadaan maupun program pemeliharaan untuk satu tahun pembelajaran agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efesien. Hal ini diperkuat oleh Sondang P. Siagian dalam Arum (2007:20) mendefiniskan perencanaan merupakan keseluruhan perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Sesuai dengan manfaat media dalam proses pembelajaran menurut Kemp dan Dayton dalam Arum (2007:140-143): (1) penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (2) proses pembelajaran menjadi lebih menarik (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (4) jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, (6) proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (7) sikap positif siswa terhadap belajar maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, (8) peran guru dapat berubah kearah yang lebih baik. Pemanfaatan dilakukan oleh pihak sekolah untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan media pembelajaran seperti proyektor untuk menampilkan gambar atau slide sehingga guru dapat menghidupkan suasana kelas dan menghindarkan suasana monoton atau membosankan. Proses pembelajaran interaktif juda dicipkan oleh sekolah melalui kegiatan praktek. Maka dalam proses pembelajaran tidak hanya guru yang aktif menjelaskan suatu cara kerja alat, namun siswa dapat aktif untuk menjalankan atau mengoprasikan alat tersebut.Dengan pemanfaatan yang dilakukan secara optimal dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada umumnya, dengan mendengarkan guru saja, siswa mungkin sudah memahami materi yang dibahas dengan baik. Tetapi bila pemahaman itu diperkaya dengan kegiatan melihat, merasakan, atau mengalami melalui media, pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.
Pemeliharaan sarana dan prasarana bertujuan agar pelaksanaan proses pendidikan yang ada di lingkungan sekolah berlangsung dengan baik. Pemeliharaan di SMK Negeri 1 Jakarta dilakukan secara rutin. Para siswa diwajibkan melakukan pemeliharaan setelah menggunakan peralatan khususnya di bengkel atau ruang praktek program keahlian. Pengecekan peralatan dilakukan sebelum dan sesudah pemakaian. Hal itu bertujuan untuk mecegah kerusakan peralatan sehingga peralatan selalu dalam keadaan siap pakai.Hal tersebut sejalan dengan Arum (2007:105) bahwa pemeliharaan adalah kegiatanuntuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semuabarang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secaraberdayaguna dan berhasil guna. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan daru kerusakan suatu barang sehinggabarang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hatidalam menggunakannya.
Dalam pelaksanaan perawatan di SMK Negeri 1 Jakarta dilakuan dengan perawatan secara preventif. Langkah perawatan preventif tersebut sejalan dengan teori Arum (2007:32-34) sebagai berikut: (1) menyusun program perawatan preventif di sekolah, (2) membentuk tim pelaksana perawaran preventif sekolah yang terdiri atas; Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha, BP3 atau komite sekolah, (3) menyiapkan jadwal tahunan kegiatan perawatan untuk setiap peralatan dan fasilitas sekolah, (4) menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian sekolah (5) memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.
SMK Negeri 1 Jakarta telah memiliki program pemeliharaan yang disusun pada awal tahu pembelajaran. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana telah membentuk tim pemeliharaan dan Kepala Program Keahlian memberikan tugas dan tanggung jawab pemeliharaan peralatan di bengkel atau ruang praktek kepada toolman.Sebelum awal tahun pembelajaran Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana beserta Kepala Program Keahlian membuat program perawatan preventif dalam jangka waktu satu tahun. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana beserta Kepala Program Keahlian telah menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kinerja perawatan pada masing-masing bagian sekolah.Namun SMK Negeri 1 Jakarta tidak memberi penghargaan kepada mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan yang ada disekolah.
Kesimpulan
Proses perencanaan diawali dengan melakukan evaluasi sarana dan prasarana untuk melihat ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana. Selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan dari hasil evaluasi tersebut dan melihat daftar inventaris. Hasil analisis kebutuhan selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun program kerja sarana dan prasarana seperti program pengadaan maupun program pemeliharaan.
Pada pemanfaatan sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Jakarta guru berusaha mengoptimalkan sarana dan prasarana sesuai dengan fungsinya. Selain dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran, sarana dan prasarana juga dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran tersebut dan membantu siswa dalam mengembangkan diri di kegiatan ekstrakurikuler. Untuk memanfaatkan bengkel atau ruang praktek untuk melaksanakan kegiatan praktek, guru dan siswa harus mengikuti instruksi kerja penggunaan alat di bengkel program keahlian.
Khusus untuk pemeliharaan aspek gedung, sekolah tidak boleh merenofasi gedung utama karena gedung tersebut merupakan peninggalan sejarah dan sudah termasuk cagar budaya. Pemeliharaan rutin dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan praktek. Disetiap peralatan terdapat pula kartu perawatan yang berfungsi sebagai monitoring pemeliharaan peralatan. Terdapat petugas khusus pemeliharaan disetiap bengkel program keahlian. Petugas pemeliharaan tersebut disebut dengan toolman. Toolman bertanggung jawab untuk melakukan pengecekkan dan perawatan alat di bengkel program keahlian.
Saran
Saran bagi SMK Negeri 1 Jakarta sebaiknya mengadakan atau mengikutsertakan guru dalam pelatihan khusus mengoperasikan alat-alat baru agar guru dapat memahami cara mengoperasikan alat tersebut dan dapat memanfaatkan alat itu dengan optimal.
Saran bagi seluruh warga sekolah dapat meningkatkan kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah agar proses pembelajaran dapat dilakukan dengan lancar serta menciptakan lingkungan yang nyaman untuk berlajar.
Daftar Pustaka
Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: CV. Multi Karya Mulia.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Orgaisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Direktorat Jendral Tenaga Kependidikan. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta.
Daft, Rixhard L. 2008. Management. Mason,OH: Thomson South-Western.
Gunawan, Ary H. 2011. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: Rineka Cipta
Mondy, R.Wayne & Shane R.Premaux. 1995. Management; Concept, Practices, and Skill. New Jersey: Prentice Hall. Inc. Englewood Cliff.
Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Soetjipto & Raflis Kosasi. 2009.Profesi Keguruan. Jakarta: Rineke Cipta.
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT Refika Aditama.
Tim Dosen Jurusan Administasi PendidikanFIP IKIP Malang. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Tisnawati, Erni S & Kurniawan Saefullah. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana.